Kendari (ANTARA) - Persatuan istri prajurit TNI Angkatan Laut atau Jalasenastri Kota Kendari menggelar lomba peragaan busana untuk melestarikan tenunan etnik daerah Sulawesi Tenggara (Sultra) dan budaya daerah maupun nasional.
Pembina Jalasenastri Kota Kendari Kolonel Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari di Kendari Kamis, mengatakan bahwa perlombaan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Jalasenastri tahun 2023.
"Sebagai salah satu upaya dalam melestarikan tenunan etnik khas Sulawesi Tenggara dan kebaya nasional," kata Abdul Kadir.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Kendari itu juga mengungkapkan bahwa perlombaan yang digelar di pelataran Markas Komando (Mako) Lanal Kendari itu diikuti oleh seluruh istri prajurit dan Satuan Kerja (Satker) yang ada di Lanal Kendari.
"Diikuti oleh semua Jalasenastri dan Satker Lanal Kendari dengan dua kategori lomba, yaitu tenunan etnik dan kebaya nasional," jelasnya.
Abdul Kadir menyebutkan bahwa dalam kesempatan itu, para Jalasenastri Kota Kendari juga memperkenalkan beragam budaya dan pakaian etnik yang ada di Bumi Anoa kepada kalangan masyarakat.
"Ada beragam budaya dan pakaian etnik khas Sulawesi Tenggara yang ditampilkan saat perlombaan dalam rangka HUT ke-77 Jalasenastri ini," sebutnya.
Danlanal Kendari itu juga menjelaskan bahwa di sisi lain, perlombaan yang digelar Jalasenastri Kota Kendari itu untuk meneruskan tradisi penggunaan kebaya nasional, serta melestarikan tenunan etnik khas Sultra.
"Tujuan lomba ini untuk memperkenalkan budaya etnik dan meneruskan tradisi penggunaan kebaya nasional karena kita tahu saat ini para ibu-ibu kita sudah mulai melupakan penggunaan busana etnik dan kebaya nasional sehingga ini perlu kita lombakan," ungkap Abdul Kadir.
Dia berharap dengan digelarnya perlombaan tersebut, para istri prajurit TNI AL tidak melupakan busana maupun tenunan khas lokal.
"Diharapkan para istri prajurit Jalasena tidak melupakan busana maupun tenunan khas lokal di tengah perkembangan mode saat ini," ujar Abdul Kadir.