Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bergabung dengan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) yang diluncurkan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melindungi keamanan data keluarga yang saat ini sedang dalam proses pemutakhiran.
"BKKBN harus mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi serangan siber, demi melindungi infrastruktur, jaringan dan aplikasi kritikal BKKBN yaitu Sistem informasi keluarga (Siga) yang data-data khusus hasil pendataan keluarga telah banyak dimanfaatkan oleh kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah," kata Plh Direktur Teknologi Informasi dan Data BKKBN Baihaqi Nur dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Baihaqi menjelaskan, tim BKKBN CSIRT bertanggung jawab menangani insiden dalam ruang lingkup sistem teknologi informasi BKKBN, guna mengantisipasi serangan siber.
Dalam menjalankan tugas, tim BKKBN CSIRT berkolaborasi dengan seluruh CSIRT kementerian dan lembaga pemerintah sebagai CSIRT sektoral, yang bekerja di bawah koordinasi BSSN sebagai CSIRT nasional.
"Kerja sama dan kolaborasi lintas kementerian serta lembaga kami rasa sangat strategis dalam pengamanan objek vital teknologi informasi BKKBN dari serangan siber," tuturnya.
Adapun pembentukan BKKBN CSIRT sangat strategis bagi lembaga ini, mengingat sistem informasi keluarga sangat penting sebagai dasar penentuan kebijakan nasional.
"Selain untuk menjaga citra serta nama baik BKKBN sebagai salah satu instansi, penyediaan data ini juga harus dilindungi untuk penetapan kebijakan nasional," ujar dia.
Adapun pembentukan CSIRT ini, sambung dia, telah dilandasi Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital, juga Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber.
Ia memaparkan, BKKBN CSIRT baru pertama kali dibentuk secara resmi dan diluncurkan bersama 17 kementerian/lembaga oleh Kepala BSSN pada awal Agustus 2023, karena BKKBN juga telah mendapat amanat melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Adapun visi BKKBN-CSIRT, kata Baihaqi, yakni terwujudnya keamanan siber BKKBN yang handal dan profesional. Sementara misinya yakni menjaga keamanan ruang siber, mengkoordinasikan dan mengkolaborasikan layanan keamanan siber BKKBN, dan membangun kapasitas sumber daya keamanan siber BKKBN.
"Kami akan meningkatkan kemampuan SDM tim dengan pelatihan-pelatihan sesuai standar BSSN. Sehingga masing-masing anggota tim tersertifikasi sesuai bidang tugasnya," ucap dia.
Baihagi menegaskan, tim BKKBN CSIRT tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berkoordinasi dan berkolaborasi secara berkelanjutan guna melakukan antisipasi terhadap serangan siber ke sistem teknologi informasi pemerintah.
"Jadi, jika ada serangan siber ke satu instansi/lembaga, maka semua tim CSIRT di bawah koordinasi BSSN akan bekerja sama melakukan antisipasi dan mencegah serangan tersebut," demikian Baihaqi Nur.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN gabung dengan CSIRT lindungi keamanan data keluarga