Kendari (ANTARA) - Dinas Perhubungan atau Dishub Sulawesi Tenggara (Sultra) mengimbau kepada seluruh warga yang hendak melakukan perjalanan mudik Lebaran 1444 Hijriah/2023 Masehi (M) agar tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Kepala Dishub Sultra Muhammad Rajulan di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa hal tersebut sangat lah berbahaya dan tidak aman. Bahkan mengonsumsi obat-obatan terlarang Ketika mudik bisa membahayakan nyawa mereka, keluarga, dan pemudik lainnya.
"Kami berpesan kepada pemudik di Sultra agar menghindari menggunakan obat-obat terlarang. Ini berbahaya sekali ya," kata Muhammad Rajulan.
Ia juga mengungkapkan bahwa meski pandemi COVID-19 telah melandai, akan tetapi masyarakat juga harus tetap mematuhi protokol kesehatan demi menjaga diri dan keluarga.
"Selain itu kita juga minta pemudik agar memperhatikan kebersihan," jelas Rajulan.
Dia juga berharap kepada para pemudik agar jika bisa menggunakan fasilitas umum untuk pulang ke kampung halamannya.
“Kalau bisa menggunakan fasilitas umum,” ujar Muhammad Rajulan.
Dia menuturkan bahwa para pemudik agar selalu berhati-hati hingga sampai ke kampung halaman. Sebab, setiap tahunnya pasti terjadi penumpukan penumpang, baik di dermaga maupun di terminal.
"Sehingga kita minat masyarakat agar selalu berhati-hati saat melakukan perjalanan mudik. Soal penumpang yang menumpuk, Kita juga akan atasi agar bisa maksimal dan masyarakat bisa sampai di kampung sebelum lebaran," ungkapnya.
Muhammad Rajulan juga menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi lonjakan penumpukan penumpang, pihaknya bersama beberapa instansi terkait telah mengambil langkah yang memungkinkan untuk mengurangi penumpukan tersebut.
Dia menyebutkan bahwa beberapa personel Dishub Sultra akan disiagakan 24 jam di beberapa lokasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait agar ada penambahan armada baik laut maupun darat, tujuannya demi masyarakat agar tidak lelah mengantri. Anggota kami 24 jam untuk selalu bersiaga, semua penumpang akan dimuat sampai habis dalam setiap harinya," tutup Muhammad Rajulan