Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara menggelar pertemuan validasi dan pemutakhiran data stunting untuk memperoleh data prevalensi terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan dan desa sekaligus memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam pencegahan.
Sekda Buton Tengah, Kostantinus Bukide melalui pernyataan tertulis yang diterima, Selasa, mengungkapkan angka kasus stunting di Buteng ke-2 tertinggi se-Sultra setelah Kabupaten Buton Selatan, yaitu 42 persen sehingga butuh sinergi semua stakeholder untuk menurunkannya.
"Kita yang hadir di tempat ini jangan terpaku dengan angka-angka itu, tapi berorientasi pada hasil. Karena itu dibutuhkan sinergi antara semua stakeholder yang ada agar angka stunting turun," ujar Kostantinus Bukide.
Di tahun 2023, kata Sekda, Pemkab Buteng juga memberikan dukungan insentif bagi tim pendamping keluarga dengan besaran nominal Rp100 ribu/bulan.
Dengan insentif tersebut, dirinya berharap dapat memberikan dorongan semangat bagi tim pendamping keluarga yang ada di desa agar betul-betul mendata, memberikan pembinaan dan edukasi kepada keluarga yang berpotensi stunting.
"Ke depan, kerja keras dapat diwujudkan dengan harapan target dari pemerintah pusat angka stunting 14 persen secara nasional dapat diwujudkan. Dan dengan validasi data hari ini kita mendapatkan kabar gembira, minimal tidak melebihi angka 42 persen," tuturnya.*