Kendari (ANTARA) - Akademisi hukum Indonesia yang merupakan Guru Besar Hukum Internasional di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa negara Indonesia memiliki peran dalam percaturan ekonomi dan politik global.
"Indonesia memiliki kredensial untuk berperan dalam percaturan ekonomi dan politik global," kata Prof. Hikmahanto saat diseminasi hasil dan capaian KTT G20 di Bali, Rabu.
Menurut Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini, Indonesia memiliki peran dalam percaturan ekonomi dan politik global karena mampu memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif dengan memperhatikan kemaslahatan dunia, tidak pada kelompok negara atau kawasan.
Kemudian, Indonesia mampu membuat terobosan-terobosan yang tidak pernah terpikirkan oleh negara-negara di dunia.
"Semisal menghentikan perang dengan mengingatkan krisis besar akan dihadapi oleh dunia," ujar Prof Hikmahanto.
Selain itu, Indonesia dapat menjalankan politik luar negeri bebas aktif secara konsisten dalam persaingan global. Kepiawaian Indonesia dalam berdiplomasi sangat diapresiasi dunia.
"Presiden Jokowi tanpa sungkan langsung
mengontak kepala negara dan kepala
pemerintahan agar hadir. Suasana G20 sangat rileks sehingga antar kepala
negara dan kepala pemerintahan dapat
berinteraksi secara formal," jelasnya.
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang mumpuni yang dapat diandalkan dalam perannya di percaturan Ekonomi-Politik Global. Kemudian, Indonesia memiliki sumber dana yang memadai untuk menunjang perannya serta Indonesia memiliki fasilitas pertemuan yang sangat memadai.
Selain itu, Prof. Hikmahanto menyebutkan indikator keberhasilan Presidensi G20 Indonesia pertama hampir semua kepala negara dan kepala pemerintahan serta pimpinan organisasi internasional hadir; Kedua, selama penyelenggaraan KTT G20 keamanan terkendali dan keselamatan kepala negara dan kepala pemerintahan terjamin.
Ketiga, berbagai program dari tiga fokus tema yang diusung oleh Indonesia “Recover Together, Recover Stronger” selama satu tahun berhasil disepakati sebagai terobosan bagi pertumbuhan perekonomian dunia.
"Presiden Jokowi mendapat apresiasi dari dunia terkait upaya untuk menyelesaikan perang di Ukraina meski hingga saat ini masih berlangsung," terang dia.
Selanjutnya, banyaknya bilateral meeting yang dilakukan di sela-sela KTT G20 dan yang menjadi bilateral meeting terpenting adalah pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jin Ping yang berkomitmen untuk bersaing tanpa melibatkan penggunaan senjata dan kekerasan.
"Tidak ada negara yang kehilangan muka dalam Leaders' Declaration meski Rusia mendapat kecaman dari sebagian anggota G20 yang merujuk pada Resolusi Majelis Umum mengingat dalam deklarasi disebutkan bahwa Forum G20 bukan tempat pembahasan masalah politik," kata Prof. Hikmahanto.