Kendari (ANTARA) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2022 mencapai 72,23 meningkat 0,57 poin atau naik 0,80 persen dibandingkan tahun sebelumnya 71,66 persen.
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Wa Zalima di Kendari, Senin mengatakan, satu dekade pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara terus mengalami kemajuan. IPM Provinsi Sultra meningkat dari 67,07 pada tahun 2012 menjadi 72,23 pada tahun 2022. Selama periode tersebut, IPM Provinsi Sulawesi Tenggara rata-rata tumbuh sebesar 0,66 persen per tahun dan meningkat dari level sedang menjadi tinggi sejak tahun 2018.
"Setelah mengalami perlambatan pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2022, IPM Sulawesi Tenggara mulai mengalami percepatan seiring dengan penanganan pandemi Covid-19 yang berjalan dengan baik dan pemulihan kinerja ekonomi," ungkapnya.
Selama periode 2012 hingga 2022, Umur Harapan Hidup saat hidup (UHH) telah meningkat sebesar 1,31 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,19 persen per tahun. Pada tahun 2012, Umur Harapan Hidup saat lahir Sulawesi Tenggara adalah 70,06 tahun, nilai ini terus meningkat setiap tahunnya, dan pada tahun 2022 mencapai 71,37 tahun.
"Pada dimensi pengetahuan IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun ke atas dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas. Selama periode 2012 hingga 2022, HLS Provinsi Sulawesi Tenggara telah meningkat 1,24 tahun, sementara RLS meningkat 1,49 tahun. HLS meningkat 0,01 poin dan RLS meningkat 0,12 poin di bandingkan tahun 2021", kata Wa Zalima.
Dimensi standar hidup layak yang di ukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan meningkat 327 ribu rupiah atau 3,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Seiring dengan meningkatnya IPM Provinsi Sulawesi Tenggara, seluruh kabupaten/kota juga mengalami peningkatan IPM. Kabupaten/kota yang mengalami peningkatan IPM terbesar adalah Kabupaten Konawe Kepulauan 1,46 persen, Kabupaten Kolaka Timur 1,43 persen dan Kabupaten Wakatobi 1,40 persen. Sedangkan kabupaten/kota yang mengalami peningkatan IPM terkecil adalah Kota Kendari 0,43 persen, Kota Baubau 0,54 persen, dan Kabupaten Kolaka 0,57 persen.
Dari sisi perbandingan antar kabupaten/kota, tidak terjadi perubahan yang signifikan dalam kategori capaian dan peringkat di masing-masing kabupaten/kota .Urutan IPM terendah masih ditempati oleh Kabupaten Buton Tengah 65,29, sedangkan urutan teratas masih ditempati oleh Kota Kendari 84,51 yang menjadikan Kota Kendari sebagai satu-satunya wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan status capaian pembangunan manusia yang sangat tinggi IPM di atas 80.