Ratusan personel TNI dan Polri berbaris membentuk konfigurasi bertuliskan Arema saat kegiatan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan, Malang, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Semula para personel itu disiapkan untuk mengamankan laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta. Namun karena adanya tragedi yang menimbulkan seratusan korban jiwa, maka pertandingan ditunda.
"Kita tujukan kepada rekan-rekan kita yang ada di Arema, semoga yang meninggal diberi tempat di sisi-Nya dan yang masih di rumah sakit semoga segera diberikan kesembuhan," kata Plt Wakapolrestabes Bandung AKBP Asep Pujiyono.
Adapun pada pengamanan itu, menurutnya, ada sekitar 3.300 personel gabungan yang sudah disiapkan, mulai dari TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Dinas Kebakaran, dan instansi terkait lainnya.
Dari 3.300 personel itu, kata dia, ratusan di antaranya berada di tengah lapangan hijau untuk membentuk tulisan Arema. Sedangkan sisanya berbaris di arena lari pinggir lapangan.
Menurutnya, ribuan personel itu dikembalikan ke tempat asalnya masing-masing setelah kegiatan doa bersama karena pertandingan dipastikan ditunda.
"Karena kita sudah menginformasikan kepada para penonton dan Bobotoh dari wilayah Jawa Barat bahwa tidak ada kegiatan pertandingan pada hari ini," kata dia.
Sebelumnya, laga berjuluk "El Clasico Indonesia" itu ditunda dampak dari adanya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Hingga Minggu siang, tercatat 129 korban jiwa berdasarkan keterangan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Baca juga: Kapolri Listyo Sigit: korban meninggal tragedi Kanjuruhan berjumlah 125 orang
Baca juga: Kapolri Listyo Sigit: korban meninggal tragedi Kanjuruhan berjumlah 125 orang
Di Malaysia
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, usai pertandingan sepak bola antara Arema FC versus Persebaya pada Sabtu (1/10) yang menewaskan lebih dari 100 orang mendapat sorotan media dan warganet Malaysia.
Kantor berita Bernama memuat berita utama pada Minggu siang tentang perintah Presiden RI Joko Widodo kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas kericuhan maut tersebut.
Sebelumnya, Bernama melaporkan setidaknya 120 orang tewas dan 180 lebih luka-luka akibat kerusuhan tersebut.
Berbagai media arus utama Malaysia lain, seperti The Star, Astro Awani, Berita Harian, Utusan Malaysia, Free Malaysia Today, Malaysia Gazette, dan New Straits Times, juga menurunkan berita berkelanjutan (running news) tentang tragedi tersebut di situs-situs berita mereka.
Media di Malaysia juga ramai memberitakan tragedi tersebut di media sosial, yang mendapat beragam komentar dari para netizen Malaysia.
Astro Awani lewat akun Instagram @501awani menaikkan konten berjudul "127 maut dalam rusuhan pada perlawanan bola sepak". Setelah enam jam lebih diunggah, 2.924 pengguna menyukai konten tersebut dan 88 lainnya memberi komentar.
Salah satu komentar yang paling banyak mendapat like dibuat oleh pemilik akun Instagram @hrmizi yang menulis, "ni ke penganjur piala dunia 20an (Inikah penyelenggara Piala Dunia U-20)". Komentar tersebut telah disukai oleh lebih dari 38 pengguna.
Sedangkan Malaysia Gazette mengunggah video yang memperlihatkan para penonton di Stadion Kanjuruhan berhamburan setelah polisi melontarkan gas air mata di akun instagram mereka.
Konten itu diberi keterangan "Setidaknya 120 meninggal, 180 lebih luka-luka dalam sebuah kerusuhan setelah pertandingan sepak bola di Indonesia". Setelah enam jam diunggah, video itu sudah dilihat 12.131 kali dan mendapat 39 komentar dari netizen.
Tidak hanya media lokal, perwakilan media asing di Malaysia juga mencari informasi tentang tragedi tersebut. Salah satunya adalah produser NHK Jepang Arthur Lim Ling Fong yang mewawancarai Direktur Pemberitaan ANTARA Akhmad Munir untuk menanyakan peristiwa maut tersebut dari sudut pandang kantor berita.
Baca juga: Kerusuhan Arema FC vs Persebaya mendapat sorotan media internasional
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TNI-Polri bentuk tulisan Arema saat doakan tragedi Kanjuruhan di GBLA