Kolaka (ANTARA) - Panglima Kodam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad meninjau salah satu objek vital nasional dan proyek strategis Nasional pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel PT Ceria Nugraha Indotama di Kabupaten Kolaka,Sultra.
Sebagai komitmen TNI kata Mayjend TNI Andi Muhammad memastikan investasi hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
" Setiap ada objek vital nasional dan PSN secara tidak langsung merupakan tugas TNI untuk menjamin stabilitas keamanan dan TNI harus melindungi proyek-proyek nasional yang bersifat strategis demi kemaslahatan orang banyak," kata Pangdam XIV Hasanuddin Andi Muhammad di hadapan manajemen PT.Ceria Nugraha Indotama.
Menurut Andi proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel milik PT.Ceria wajib untuk di lindungi karena proyek ini di dukung oleh Negara karena CNI Grup merupakan satu-satunya Penanaman modal dalam Negeri (PMDN).
Andi juga menjelaskan banyak investasi pembangunan pabrik pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara yang masuk dalam proyek strategis nasional namun kepemilikannya masuk dalam penanaman modal asing (PMA).
“Dari sisi ekonomi, PMA tentu menguntungkan, namun di sisi lain juga berpotensi merugikan karena dianggap sebagai ancaman,sementara kalau CNI Group tidak ada yang dirugikan, yang kerja orang kita semua,” ujarnya.
Untuk itu lanjut dia guna memastikan agar proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel milik PT.CNI Group beroperasi sesuai target pada 2024,pihaknya menekankan tiga pendekatan yakni pendekatan kemakmuran (prosperity) yang fokus pada agenda penguatan ekonomi dan pemberdayaan
masyarakat.
Kedua, pendekatan lingkungan dimana perusahaan berkewajiban untuk menjalankan komitmen lingkungan melalui penerapan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) agar aktivitas pertambangan tidak menimbulkan dampak ekologis dan ketiga, pendekatan keamanan.
“Kita ada disini akan membantu semaksimal mungkin CNI Group dalam menjalankan komunikasi sosial, demi menciptakan cipta kondisi mulai dari tingkat Koramil, Kodim, Korem dan Kodam,” tegas Andi Muhammad.
Sementara, Direktur Utama PT.CNI Group, Derian Sakmiwata mengapresiasi komitmen Pangdam XIV Hasanuddin untuk menjamin stabilitas keamanan investasi pembangunan pabrik pemurnian nikel milik PT.Ceria di Kecamatan Wolo.
Derian menjelaskan, saat ini Nikel telah menjadi komoditi global dan salah satu komponen penting dalam industri kendaraan listrik karena di dalam nikel ada kandungan Kobalt yang menentukan kualitas suatu baterai.
" Saat ini, 30 persen nikel dunia ada di Indonesia dan di blok Lapao-pao ini memiliki cukup cadangan nikel dan kobalt untuk mendukung industri kendaraan listrik nasional maupun global,” jelas Derian.
Menurut Derian, untuk membangun smelter membutuhkan dana yang tidak kecil dan CNI Group menjadi salah satu perusahaan dalam negeri yang mendapat dukungan penuh dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk konsorsium Bank Nasional.
“Ini menunjukkan begitu pentingnya pembangunan smelter sehingga proyek ini harus berjalan sesuai rencana dan kalau pabrik ini terbangun tepat waktu, sudah tentu akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kolaka dan negara Indonesia,” ungkap Derian.
Lebih jauh Derian menjelaskan sebagai referensi, WIUP CNI Group di blok Lapao-pao, merupakan lokasi strategis pembangunan smelter Nikel karena didukung ketersediaan bahan mentah nikel dari lokasi tambang sendiri dan Terminal Khusus yang berada di pesisir pantai sehingga sangat menunjang akan keberadaan pabrik pemurnian dan pengolahan nikel di Kabupaten Kolaka.