Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi mengatakan ETWG diluncurkan sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia.
"Presidensi ini menjadi sangat penting bagi Indonesia sebagai warga global yang mempunyai peran penting mendukung energi bersih dan iklim dunia," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Agung menyampaikan sejumlah perjanjian yang akan ditandatangani oleh PLN antara lain perjanjian pembelian tenaga listrik pembangkit energi baru terbarukan, penandatanganan nota kesepahaman pendanaan hijau, dan penandatanganan pembelian sertifikat energi baru terbarukan.
Sidang ETWG dijadwalkan akan dihadiri oleh 20 negara anggota G20, 10 negara undangan, dan delapan organisasi internasional secara langsung maupun virtual. Terdapat tiga isu prioritas yang akan dibahas dalam sidang ETWG di Yogyakarta, yakni akses, teknologi, dan pendanaan.
Pembahasan utama tentang akses energi adalah menciptakan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua terutama terkait elektrifikasi dan memasak bersih.
Sedangkan isu prioritas terkait teknologi akan dibahas tentang upaya peningkatan dan pemanfaatan teknologi untuk pembangunan industri bersih, integrasi energi terbarukan, dan efisiensi energi.
Adapun terkait isu pendanaan, Indonesia akan mendorong negara-negara maju agar berinvestasi dan mendanai berbagai inovasi untuk pengembangan energi terbarukan.
Forum Transisi Energi G20 terdiri dari rangkaian pertemuan mulai dari sidang ETWG pertama di Yogyakarta yang dilaksanakan pada pekan ini.
Selanjutnya, ETWG kedua di Labuan Bajo dan ETWG ketiga di Bali, serta Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM). Puncak Presidensi G20 Indonesia adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada September 2022.