Kendari (ANTARA) - PT Antam Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Kolaka, Sulawesi Tenggara mendorong komunitas di daerah itu terlibat dalam pengelolaan sampah di Kecamatan Pomalaa yang menjadi persoalan serius masyarakat setempat.
General Manager PT Antam Tbk UBP Nikel Kolaka Muhidin dalam pernyataan di Kolaka, Kamis, menyebutkan tentang pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan kompleks PT Antam Tbk UBP Nikel Kolaka di Kelurahan Kumoro, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka.
Ia mengemukakan pentingnya pengelolaan sampah dengan libatkan komunitas rumah tangga itu terkait dengan peringatan Hari Bumi 2025. Pihaknya menjalin kerja sama dengan komunitas Nabung Sampah (Nampah) yang fokus pada edukasi dan pelatihan pengelolaan sampah organik di tingkat rumah tangga.
Ia mengatakan saat ini sampah telah menjadi masalah yang dihadapi semua orang.
Dia berharap, sosialisasi ini menjadi kesempatan seluruh insan Antam untuk mulai berbenah, menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, serta memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat melalui pengolahan sampah dari skala rumah tangga.
"Pengelolaan sampah di Antam mulai dari lingkungan sendiri. Kita ingin menjadikan kompleks perumahan karyawan sebagai lokasi percontohan pengelolaan sampah yang baik," kata Muhidin.
Menurut dia, pengelolaan sampah yang baik cerminan dari peradaban suatu bangsa.
"Sebab sampah di negara maju tidak lagi menjadi masalah utama mereka, karena berhasil menanganinya secara berkelanjutan," katanya.
Lurah Kumoro Rodiyanto mengapresiasi inisiatif Antam dalam mendorong pelibatan masyarakat untuk pengelolaan sampah skala rumah tangga.
Menurut dia, sosialisasi ini penting dalam mengedukasi masyarakat, utamanya warga kompleks perusahaan untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan, dengan memilah sampah organik dan anorganik sejak di rumah.
"Sehingga sampah yang keluar dari dalam rumah itu sudah terpilah, mana sampah organik dan anorganik," ujar dia.
Berdasarkan catatan pihaknya, pada 2024 jumlah sampah di Kelurahan Pomalaa rata-rata 3,5 ton per hari, sedangkan Kelurahan Kumoro 4,3 ton per hari.