Jakarta (ANTARA) - Gempa tektonik dengan parameter perubahan bermagnitudo (M) 5,0 pada Jumat pukul 14.00 WIB di wilayah Sumba, Nusa Tenggara Timur, dipicu adanya aktivitas sesar aktif, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, gempa tersebut dilaporkan memiliki kekuatan M 5,3 dengan lokasi pusat gempa 6 km barat daya Wangiapu.
Dilaporkan, pusat gempa paling terkini terletak pada koordinat 9,32° LS ; 119.24° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 10 km timur laut Tambolaka, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 23 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno.
Ia mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault).
Gempa dirasakan di Kota Labuan Bajo dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan Tambolaka II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabl tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Kemudian periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah, demikian Bambang Setiyo Prayitno.