Depok, Jabar (ANTARA) - Mahasiswa disabilitas Universitas Indonesia (UI) Muhammad Erwin Althaf berhasil menyelesaikan perkuliahan magister (S2) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan judul tesis 'Pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar pada Indeks Kompas 100 Tahun 2018–2020".
Keterbatasan pendengaran sejak lahir yang dimiliki Althaf tidak mengurungkan niat untuk mencapai cita-citanya, yakni membangun sistem usaha terpadu yang mandiri dalam perencanaan, pengelolaan, dan penggunaan sumber daya keuangan.
"Alhamdulillah saya dinyatakan lulus sidang tesis. Januari 2022, saya telah menyelesaikan revisi naskah tesis tepat waktu dan mendapat tanda tangan lembar pengesahan, sehingga memenuhi syarat daftar yudisium/wisuda," kata Althaf dalam keterangan di Depok, Selasa.
Ia mengakui butuh perjuangan panjang untuk menyelesaikan perkuliahannya, terlebih karena pendidikan sebelumnya dari non-ekonomi. Namun, berkat dukungan teman-teman dan para dosen, Althaf berhasil menyelesaikan pendidikannya dalam tiga semester.
Althaf yakin kesuksesan dapat dicapai dengan konsisten, fokus, dan disiplin.
"Belakangan saya baru menyadari Althaf adalah mahasiswa berkebutuhan khusus. Butuh waktu bagi kami untuk saling menyesuaikan gaya komunikasi masing-masing. Untungnya, Althaf adalah mahasiswa yang tangguh sehingga proses bimbingan dapat berjalan lancar. Saya sendiri tetap menerapkan standar baku untuk sebuah penelitian," kata dosen pembimbing Althaf Dr. Zuliani Dalimunthe.
Gaya komunikasi Althaf memang sedikit berbeda dari mahasiswa lain. Selama proses perkuliahan, Althaf memanfaatkan fitur chat untuk berkomunikasi. Ia membuat materi presentasi dan menjawab pertanyaan dosen melalui pesan singkat, sementara teman-temannya melakukan presentasi materi.
Menurut Dr. Dwi Nastiti Danarsari, salah seorang penguji dalam sidang tesis, Althaf menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan sehingga ia dapat lulus dengan baik.
"Selamat Althaf atas kelulusannya, semoga sukses selalu dan tetap menginspirasi," katanya.
Ia menambahkan dalam pendidikan inklusif, pengajar memiliki tanggung jawab penuh terhadap mereka yang berkebutuhan khusus, namun pendidikan inklusif juga tidak akan berhasil tanpa dukungan dan partisipasi orang tua dan masyarakat.
Edi Sumarwanto, orang tua Althaf, menyatakan dukungan penuh atas pendidikan anaknya.
"Saya melihat FEB UI luar biasa telah menjadi tempat belajar bagi semua orang. Tidak ada diskriminasi meskipun anak kami berkebutuhan khusus," katanya.