Kendari (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai ancaman banjir seiring dengan kondisi hujan di beberapa daerah yang intensitas mulai meningkat dan berdampak pada meluapnya air sungai.
"Beberapa hari terakhir Kota Baubau, terus diguyur hujan dengan intensitas yang cukup lama. Kondisi ini berpotensi menimbulkan bencana yang mengganggu bahkan mengancam keselamatan warga," kata Kepala Pelaksana BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali dalam rilis yang diterima, Rabu.
Ia mengatakan, kondisi cuaca seperti ini selalu terjadi tiap tahunnya karena berada pada peralihan musim, yang dikenal dengan memasuki musim barat.
Saat ini kata Muslimin seluruh personel satgas bencana dan relawan disiagakan pada titik-titik rawan banjir.
"Banjir yang paling sering terjadi itu di Kelurahan Liabuku, Waliabuku, Ngkaring-ngkaring, dan Kantalai karena air yang turun melalui sungai menyeberang dan menutupi badan jalan dan merusak tanaman padi," ujarnya.
Selain di titik tersebut, banjir juga hampir tiap tahun terjadi di kilo meter 5-6. Jika curah hujan tinggi rumah-rumah warga di Kelurahan Kadolokatapi terendam air.
Muslimin Hibali mengatakan banjir yang sering mengganggu persawahan kelompok tani disebabkan oleh kawasan hutan sebagai penyangga sudah rusak, sementara di lilo meter 6 saluran air yang tersedia sudah tidak mampu membendung derasnya aliran air saat curah hujan meningkat.
"Kami hanya siaga saja untuk evakuasi. Gorong-gorong yang ada saat ini terlalu kecil, debit air kalau turun sudah tidak muat sehingga menyeberang jalan. drainase perlu diperbesar atau dibuatkan jembatan," terangnya.
Selain antisipasi banjir, ia juga mengimbau warga pelaku perjalanan darat agar menghindari kawasan hutan saat angin kencang, karena berpotensi pohon tumbang dan tanah longsor.