Baubau (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Kota Baubau, Sulawesi Tenggara menempatkan sejumlah siswanya khususnya jurusan otomotif untuk melaksanakan praktik kerja industri (Prakerin) di sejumlah daerah di provinsi itu.
Kepala SMKN 2 Baubau, La Ode Muhammad Fahirin Sjafei, di Baubau, Selasa, mengatakan pengiriman siswa prakerin seperti ke Kota Kendari, Raha (Kabupaten Muna), Wakatobi, dan Pasarwajo (Kabupaten Buton) selain adanya kerja sama dengan beberapa perusahaan dealer atau bengkel mobil, juga atas permintaan orang tua siswa itu sendiri.
"Jadi yang di luar Kota Baubau itu hanya otomotif. Di Kendari siswa kita sebanyak 6 orang, kemudian di Pasarwajo ada 12 orang berpraktek dibengkel motor, dan di Wakatobi sebanyak 6 orang juga dibengkel motor, sementara satu orang di Raha praktek dibengkel mobil. Jadi jurusan otomotif ini menyebar dibengkel-bengkel mobil dan motor diberbagai daerah seperti di Daihatsu, Suzuki, Toyota dan Mitsubishi," katanya.
Siswa jurusan otomotif yang berpraktek keluar daerah, kata dia, selain karena cukup banyaknya siswa, bengkel juga didaerah itu terbatas.
"Jadi pengiriman siswa itu karena ada permintaan orang tua siswa yang ingin memberangkatkan anaknya, kemudian kebetulan kita ada kerja sama dengan Daihatsu Kendari sehingga mereka siap menerima siswa kami," katanya.
Di SMKN 2 Baubau, kata dia, program studi otomotif terbagi dua jurusan yakni Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) yang biasanya berurusan mengenai mobil, dan jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM).
"Kalau tahun-tahun yang lalu atau sebelum pandemi COVID-19 (pengiriman prakerin) bahkan sampai di Malang (Jawa), di Bali, Kalimantan, dan Batam juga, tapi karena pandemi makanya kita fokus di Sultra," ujarnya.
Kata dia, pelaksanaan prakerin khususnya siswa kelas XII itu juga dilaksanakan semua jurusan baik jurusan listrik, teknik komputer jaringan, jurusan bangunan, dan jurusan audio video yang keseluruhannya berjumlah 432 siswa. Pelaksanaan prakerin tersebut akan dilaksanakan selama tiga bulan kedepan, yang mulai pada 4 Oktober hingga 31 Desember 2021.
Untuk memastikan kelayakan tempat praktek industri siswa itu, tambah dia, pihaknya terlebih dulu melakukan penjajakan terhadap industri-industri itu yang kemudian para siswa diantar oleh guru-guru pembimbing ke lokasi prakerin tersebut.
"Tidak hanya itu, sekolah juga melakukan pemantauan tiga kali atau setiap bulannya kegiatan mereka, yang kemudian dilakukan penarikan siswa," imbuh Fahirin Sjafei.