Kendari (ANTARA) - Ibu kandung dari Muhammad Yusuf Kardawi, Endang Yulida, membubarkan ratusan mahasiswa yang berunjuk rasa untuk memperingati dua tahun kematian anaknya, Senin.
Yusuf bersama mahasiswa lainnya yaitu Randi tewas pada aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara, pada 26 September 2019 lalu, saat menyuarakan penolakan RKUHP dan revisi UU KPK.
Dengan memakai pengeras suara milik polisi di hadapan para demonstran, di Kendari, Senin, Yulida menyampaikan dia tidak ingin ada orangtua yang kembali merasakan apa yang dia alami, yaitu kehilangan anak yang dicintai.
Ia mengaku hadir di hadapan massa aksi tidak ada intervensi ataupun arahan dari pihak lain. Ia berkata hanya ingin melindungi para massa aksi agar tidak ada lagi mahasiswa yang meninggal ketika menyuarakan aspirasi rakyat.
"Ibu tidak ingin di antara kalian ada yang terluka, cukup anak kami yang meninggal. Ibu mohon jangan ada Yusuf lagi yang lain, kalian adalah harapan ibu kalian," kata dia sembari menangis di hadapan massa aksi.
Selain itu, Yulida berterimakasih kepada massa aksi karena terus mengawal kasus kematian anaknya, namun ia menginginkan hal itu tidak dilakukan secara kekerasan dan anarkis.
Ia juga memohon doa kepada seluruh mahasiswa agar terus mendoakan anaknya Yusuf bersama Randi yang meninggal pada dua tahun lalu. "Mungkin dengan doa kita, dengan air mata akan ada keadilan, kita bersabar menunggu keadilan dari Tuhan," kata dia.
Ia kemudian turun dari mobil tempat ia mengimbau mahasiswa agar membubarkan diri, lalu turun bertemu mereka, bahkan memeluk beberapa massa aksi sembari menangis.
Atas tindakan dia, massa aksi pun membubarkan diri dari lokasi simpang empat di Jalan Haluoleo, Kelurahan Mokoau, Kecamatan Anduonohu, Kendari, tempat ratusan mahasiswa berdemonstrasi.
Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berdemonstrasi damai di simpang empat Markas Polda Sulawesi Tenggara sejak pukul 12.00 WITA hingga berhasil dibubarkan oleh Yulida sekira pukul 18.15 WITA.
Namun setelah membubarkan diri dari situ, para demonstran memilih bertahan di bundaran Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara, hanya 400 meter dari simpang empat Markas Polda Sulawesi Tenggara.
Para pengunjuk rasa melakukan aksi blokade jalan di bundaran itu menggunakan kayu, akibatnya arus lalulintas di jalan itu cukup terganggu.
Berita Terkait
Presiden Jokowi dorong China bangun moda transportasi di Ibu Kota Nusantara
Kamis, 18 April 2024 19:22
Presiden Jokowi-Tony Blair bahas rencana investasi energi baru terbarukan di IKN
Kamis, 18 April 2024 17:18
Polisi kejar pelaku begal modus pecah ban di Kendari
Minggu, 7 April 2024 23:04
Ibu Negara Iriana Jokowi-jajaran istri menteri "Dialog Interaktif Anak" di Bogor
Senin, 4 Maret 2024 9:44
Airlangga Hartarto: Program makan siang gratis bantu ibu rumah tangga
Sabtu, 27 Januari 2024 18:00
Gunung Ibu di Maluku Utara erupsi dan lontarkan abu setinggi 1.000 meter
Senin, 15 Januari 2024 12:21
Pemerhati kesehatan: ASI dan imunisasi saling melengkapi
Selasa, 9 Januari 2024 9:04
Istri Capres Anies Baswedan ungkap cara ibu bangun generasi penerus bangsa
Sabtu, 30 Desember 2023 14:18