Kendari (ANTARA) - Produksi petani bawang merah binaan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara yang ada di Kabupaten Kolaka Utara khususnya di Desa Totallang mengalami peningkatan 110 persen dari tahun sebelumnya.
"Pada program pengembangan bawang merah, terdapat peningkatan produksi/panen total bawang merah pada lahan demplot mencapai sebesar 14,7 ton/ha meningkat sebesar 110 persen dari sebelumnya yang tercatat sebesar 7 ton/ha," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara Bimo Epyanyo di Kendari, Jumat.
Di samping itu, lanjut dia, juga terjadi penurunan biaya produksi hingga 35 persen dari Rp62 juta/ha menjadi Rp40 juta/ha. Kapasitas produksi pupuk organik berbahan baku limbah ternak saat ini sebesar 15 ton per bulan dan telah memperoleh sertifikasi produk pupuk organik dari Balai Besar Pertanian Makassar pada tahun 2019.
Bimo menuturkan bahwa pihaknya melaksanakan program pengembangan klaster bawang merah di Desa Totallang bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Kolaka Utara melalui penandatangan MoU sejak 19 Desember 2017 guna mendorong peningkatan produksi bawang merah.
"Selain mendorong percepatan peningkatan produksi, peningkatan kapasitas SDM petani terhadap berbagai permasalahan/kendala yang dihadapi dan peningkatan IPTEK budidaya disepanjang rantai nilai hulu-hilir melalui pengembangan dan penguatan kelembagaan petani sebagai local champion," ujar Bimo.
Upaya Bank Indonesia untuk mendorong pengembangan bawang merah juga dilakukan melalui pemberian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa rumah produksi pupuk dan rumah bibit dengan teknologi ozon.
"Ini untuk mendukung desa mandiri pupuk dan bibit untuk mempercepat ekosistem pengembangan bawang merah di Kabupaten Kolaka Utara, sekaligus sebagai bentuk wujud nyata dedikasi Bank Indonesia untuk negeri," ujar dia.
Kelompok petani bawang merah binaan BI
bernama LEM Sejahtera juga telah memproduksi bibit berkualitas dan bersertifikasi dari Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Sultra dengan kapasitas rata-rata 12 ton/siklus tanam atau sekitar 23,07 persen kebutuhan benih per siklus tanam.
"Disamping itu, ujicoba penggunaan gudang benih berteknologi ozon saat ini sudah dapat mempertahankan kualitas bibit hingga empat bulan dan diperkirakan bisa di atas enam bulan," kata Bimo menambahkan.