Gaza (ANTARA) - Gencatan senjata antara Hamas dan Israel dimulai Jumat pada jam yang ditentukan oleh mediator Mesir, dan Presiden AS Joe Biden berjanji akan menyelamatkan kehancuran akibat pertempuran terparah dalam beberapa tahun dengan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Hitungan mundur gencatan senjata pukul 02:00 waktu setempat, roket Palestina masih berlanjut dan Israel meluncurkan setidaknya satu serangan udara.
Masing-masing pihak mengaku siap membalas pelanggaran gencatan senjata apa pun oleh pihak lawan. Kairo mengatakan akan mengutus dua delegasi guna memantau gencatan senjata.
Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, merencanakan perayaan publik atas apa yang disebutnya sebagai kemenangan atas musuh yang lebih kuat secara militer dan ekonomi.
Di Israel ketenangan terasa pahit.
"Bagus bahwa konflik akan berakhir, namun sayangnya saya merasa kita tidak punya banyak waktu sebelum eskalasi berikutnya," kata Eiv Izyaev, insinyur berusia 30 tahun, di Tel Aviv.
Sejak pertempuran berlangsung pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dan lebih dari 1.900 orang terluka akibat bombardir udara. Israel mengaku telah menewaskan setidaknya 160 petempur di Gaza.
Otoritas menyebutkan jumlah korban tewas di Israel sebanyak 12 orang, dengan ratusan orang dirawat karena cedera akibat serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat warga mengungsi.
Di tengah maraknya peringatan gobal, Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar mengupayakan deeskalasi, sementara Mesir, Qatar dan PBB berupaya untuk melakukan mediasi.
Dalam pidato pada Kamis (20/5), Biden menyampaikan belasungkawa untuk Israel dan Palestina. Ia juga mengatakan Washington akan bekerja sama dengan PBB "dan pemangku kepentingan internasional lainnya untuk memberikan bantuan cepat kemanusiaan" untuk Gaza.
Menurut Biden, bantuan akan dikoordinasikan dengan Otoritas Palestina (PA) - yang dikelola rival Hamas, Presiden Mahmoud Abbas, dan berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel - "dengan cara yang tidak mengizinkan Hamas memasok kembali persenjataan militer mereka."
Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Barat dan Israel, yang menolak mengakuinya.
Kekerasan bermula dari kemarahan rakyat Palestina atas apa yang mereka serang lantaran Israel mengekang hak-hak mereka di Yerusalem, termasuk selama bentrokan polisi dengan pengunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa.
Hamas sebelumnya menuntut agar setiap penghentian pertempuran di Gaza dibarengi dengan penarikan mundur pasukan Israel di Yerusalem. Pejabat Israel mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada syarat seperti itu dalam gencatan senjata.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Evakuasi WNI bisa dilakukan jika sudah ada gencatan senjata Israel-Palestina
Jumat, 13 Oktober 2023 13:46
Presiden Putin: belum saatnya gencatan senjata dilakukan di Ukraina
Kamis, 31 Maret 2022 20:18
Ukraina dan Rusia akan rundingkan gencatan senjata termasuk penarikan pasukan
Senin, 14 Maret 2022 19:30
Polisi Gaza mengamankan hampir 300 rudal Israel yang gagal meledak
Senin, 24 Mei 2021 13:54
Armenia dan Azerbaijan saling menuduh langgar gencatan senjata
Minggu, 18 Oktober 2020 17:51
PBB Peringati Hari Perdamaian Internasional Dengan Seruan Gencatan Senjata Global
Selasa, 22 September 2015 9:10
Israel lancarkan operasi militer di Khan Younis, Gaza selatan
Senin, 25 Maret 2024 11:09
Presiden Palestina bersumpah lawan rencana Israel pisahkan Gaza dari Palestina
Kamis, 1 Februari 2024 16:02