Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) berencana membuat kebijakan agar seluruh aparatur sipil negera (ASN) mengkonsumsi produksi beras lokal yang dipasok dari Bulog, menyusul adanya surat edaran Gubernur Sultra ditujukan kepada Bupati/Wali Kota se-Sultra tentang penggunaan beras Bulog.
Sekretaris Daerah Kota Baubau, Roni Muhtar di Kendari, Kamis mengatakan surat edaran Gubernur Sultra itu telah diterima dan segera ditindaklanjuti. Namun pihaknya akan mencoba mengatur stok beras Bulog agar menyerap beras lokal, karena Kota Baubau memiliki beras lokal dari petani.
Menurut Roni, penggunaan beras lokal agar produksi petani bisa terjual dengan harga sesuai pasar.
"Beras yang dibeli Bulog dari petani akan dijual dengan harga pasar kepada para ASN Kota Baubau. Mekanismenya akan dibicarakan kemudian setelah meminta saran, pandangan, dan perintah dari Wali Kota Baubau untuk menindaklanjuti surat edaran tersebut," ujaranya.
Disamping itu, ASN akan dimudahkan mendapatkan beras lokal karena akan didistribusi oleh Bulog di kantor-kantor organisasi pemerintahan daerah (OPD) setiap akhir bulan. Kebijakan ini rencana dimulai pada Juni 2021 namun demikian masih menunggu persetujuan Wali Kota Baubau.
Sementara Kepala Cabang Bulog Baubau Ardiansyah mengaku Bulog siap menyerap beras lokal dari petani yang kemudian dikemas dalam bentuk ukuran 10 kg atau 25 kg.
Beras yang dibeli Bulog dari petani akan disesuaikan dengan mekanisme pasar. Bila sebelumnya berlaku harga pemberian pemerintah, namun karena ini komersial sehingga beras lokal yang dibeli dari petani akan disesuaikan dengan mekanisme pasar.
"Petani membawa berasnya ke Bulog setelah itu masuk di penggilingan Bulog dan setelah itu langsung kita bayar ke petani. Petani tidak perlu menunggu berapa hari karena Bulog langsung membayarkan pada saat sudah masuk ke Bulog," tutur Ardiansyah.