Makassar (ANTARA) - Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, bersama Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, meninjau langsung kebaktian dan misa Jumat Agung sebagai rangkaian Paskah di empat gereja di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Mudah-mudahan apa kita harapkan pelaksanaan ibadah Jumat Agung dan Minggu Paskah nanti semua berjalan secara aman dan damai," kata Tjahjanto, di Gereja Kathedral Makassar, Jumat.
Sebelum ke Makassar, kata dia, mereka meninjau kebaktian dan misa Kamis Putih Paskah di Jakarta, selanjutnya Jumat Agung di Makassar, dan dilanjutkan di Manokwari, Papua, pada Sabtu.
Ia menegaskan, untuk pengamanan antisipasi teror susulan, pasukan TNI dan polisi sudah ditempatkan pada titik-titik yang dianggap rawan. Sehingga disitu, diberikan tambahan kekuatan. Disamping itu, tetap dilaksanakan patroli keliling.
"Ini untuk memberikan keyakinan dan rasa aman, baik di gereja-gereja maupun rumah-rumah. Dan setalah saya melihat beberapa gereja sore ini, semuanya sudah tergelar, dan pelaksanaannya itu, ibadah Jumat Agung bisa dilaksanakan dengan baik," ucapnya.
Di Makassar, peninjauan gereja dimulai dari Gereja Katolik Paroki Maria Rosari Karena, di Jalan Perintis Kemerdekaan, kemudian Gereja Kodam XIV/Hasanuddin di jalan Urip Sumoharjo, kemudian bergerak ke Gereja GPIB Immanuel Makassar di Jalan Balai Kota dan berakhir di Gereja Kathedral di Jalan Kajoalaido.
Kehadiran Tjahjanto dan Waterpauw untuk memastikan pasukan gabungan memberikan pengamanan bagi warga termasuk kebaktian dan misa rangkaian Paskah hingga pada perayaan puncak Minggu Paskah nanti.
Sebelumnya, bom bunuh diri dilakukan dua orang teroris pasangan suami istri, masing-masing berinisial L (suami) dan YSF (istri) di Gereja Kathedral di Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Makassar, sekitar pukul 10.30 WITA, Minggu (28/3).
Pemboman memakai sepeda motor itu terjadi di sela misa Minggu. Dua pelaku tewas di tempat setelah meledakkan dirinya. Sebanyak 19 korban terdampak ledakan itu luka-luka, selanjutnya dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk pertolongan pertama kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk penanganan intensif.
Sementara aksi teror susulan terjadi di Markas Besar Kepolisian Indonesia di Jakarta Selatan pada Selasa (31/3). Aksi terorisme oleh perempuan berusia 25 tahun berinisial Z itu menyerang petugas mengunakan senjata airgun, hingga akhirnya dia ditembak mati petugas.