Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara merilis jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan pada bulan Maret 2020 adalah 301,82 ribu orang sekitar 11,00 persen, naik sebesar 1,85 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2019 yang berjumlah 299,97 ribu orang sekitar 11,04 persen.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti dalam live striming terkait profil kemiskinan di Kendari, Rabu, mengungkapkan, selama periode September 2019 - Maret 2020 penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 2,49 ribu orang, sementara di daerah perkotaan bertambah 4,35 ribu orang.
Selama periode september 2019 - Maret 2020, persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,04 poin, dari 11,04 persen menjadi 11,00 persen.
Sementara, pada bulan September 2019, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan 6,81 persen, mengalami kenaikan pada Maret 2020 sebesar 7,14 persen. Sementara di daerah perdesaan pada September 2019 persentase penduduk miskin sebesar 13,77 persen turun 0,27 poin terhadap Maret 2020 (13,50 persen).
Agnes Widiastuti juga menyebutkan bahwa pada periode yang sama, September 2019 - Maret 2020, garis kemiskinan naik sebesar 2,88 persen, yaitu dari Rp346.466- per kapita per bulan pada September 2019 menjadi Rp356.444,- per kapita per bulan pada Maret 2020.
Sedangkan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di periode yang sama, di daerah perkotaan dan di perdesaan sama-sama mengalami penurunan.
"Ini mengindikasikan bahwa kondisi cenderung membaik karena rata-rata pengeluaran penduduk miskin baik di perdesaan maupun di perkotaan mengecil/menyempit," tutur mantan Kepala BPS Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu.