Kolaka (ANTARA) - Bupati Kolaka Ahmad Safei mengatakan kegiatan " Mosehe " yang sering dilakukan Suku Tolaki Mekongga tidak bertentangan dengan agama.
Hal itu diungkapkan saat menerima ribuan masyarakat Mekongga yang melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pemkab setempat, Kamis.
Menurutnya hal itu juga diungkapkan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kolaka saat rapat bersama unsur pimpinan Pemerintah dan lembaga adat terkait pernyataan salah satu oknum uztad yang viral di media sosial mengenai kegiatan " Mosehe " yang dianggap syirik sehingga memicu aksi
demonstrasi masyarakat lokal Tolaki Mekongga.
" Ritual Mosehe yang dilakukan oleh Masyarakat Tolaki Mekongga tidak bertentangab dengan agama," katanya di hadapan ribuan massa yang melakukan aksi
unjuk rasa.
Untuk menindak lanjuti kegiatan ritual Mosehe ini kata Safei,selaku Pemerintah akan tetap memberikan anggaran untuk kegiatan " Mosehe Wonua " setiap
tahun karena merupakan bagian dalam mempertahankan adat dan budaya masyarakat Kolaka khususnya Tolaki Mekongga.
Safei juga mengingatkan kepada semua peserta aksi agar menjaga kondisi dan stabilitas keamanan daerah,apalagi oknum uztas yang sudah mengeluarkan
pernyataan itu sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.
" Mari kita sama - sama menjaga kondisivtas wilayah dan keamanan daerah karena semua ini milik kita bersama," ungkap Bupati dua periode itu.
Sebelumnya ketua dewan adat Mekongga Muhammad Jayadin saat berorasi di hadapan ribuan masyarakat Tolaki Mekongga mengecam pernyataan salah
satu oknum uztas yang viral itu.
" Kita juga akan melakukan rapat dewan adat yang nantinya akan mengeluarkan keputusan adat terhadap oknum uztad itu," katanya.
Jayadin juga meminta kepada seluruh peserta aksi untuk mengawal proses hukum hingga selesai baik di Polres Kolaka maupun di Polda Sultra sesuai dengan
ketentuan dan tidak melanggar hukum.