Kendari (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2020 ini akan menambah gudang di daerah sentra produsi beras guna memaksimalkan penyerapan dan penampungan hasil produksi petani daerah setempat.
Kepala Divre Bulog Sultra, Erwin Tora, di Kendari, Jumat, mengatakan ada dua unit gudang yang akan dibangun di daerah sentra produksi dan telah mendapat persetujuan dari pusat.
"Satu gudang akan kami bangun di Kabupaten Konawe Utara, alasannya di daerah itu belum ada gudang bulog, sehingga pada saat terjadi banjir kemarin kami kesulitan untuk memasok beras dari Kendari ke wilayah itu," kata Erwin.
Sementara satu unit gudang lagi kata Erwin, masih mempertimbangkan tiga daerah sentra produksi beras yakni Kolaka Timur, Konawe dan Konawe Selatan.
"Pemerintah setempat berharap Bulog membangun gudang di daerahnya, mengingat produksi beras mereka melimpah sementara gudang yang ada kapasitasnya sedikit. Bupati Kolaka Timur dan Konawe Selatan itu sudah komunikasi dengan kami, tetapi kami belum putuskan dimana akan dibangun," katanya.
Sementara untuk pembangunan gudang di Konawe Utara katanya, progresnya lebih cepat karena sudah ada lahan yang disiapkan oleh pemerintah setempat yakni di Kecamatan Molawe dan tidak jauh dari Pelabuhan Molawe.
"Ke depan, pembangunan gudang di Konawe Utara ini tidak hanya untuk menampung beras, tetapi kami juga akan siapkan space khusus untuk menampung hasil produksi lainnya seperti Jagung, Lada/merica, cengkeh, kelapa/kopra dan kopi, yang merupakan komoditas unggulan daerah itu," katanya.
Disebutkan, total kapasitas daya tampung gudang Bulog di Sultra saat ini mencapai sekitar 32.500 ton yang terdiri dari 15 gudang dan tersebar di Kendari, Unaaha, Kolaka, Bombana, Baubau, Raha, Wakatobi (Wanci), Konawe Selatan, KOlaka Utara dan Kolaka Timur.
Menurut dia, semakin besar daya tampung gudang, maka bisa semakin maksimal dalam melakukan penyerapan beras petani, karena kehadiran bulog untuk melindungi petani dan konsumen," katanya.
"Kita hadir menjaga keseimbangan atau stabilitas harga, kalau stok beras banyak di masyarakat atau petani pasti harga turun, sehingga bulog harus hadir untuk membeli beras petani dengan harga standar pemerintah atau harga pembelian pemerintah," katanya.
Tetapi, kalau beras kurang di masyarakat maka harga akan naik, untuk menjaga keseimbangan atau stabilitas harga maka bulog melempar beras di pasaran melalui outlet Bulog atau melakukan operasi pasar dengan harga standar.