Bogor (ANTARA) - Anak pasangan buruh dari keluarga sederhana di Semarang, Jawa Tengah, Boby Dwi Mahendra, menjadi wisudawan terbaik dari Program Studi Manajemen Agribisnis, Sekolah Vokasi, IPB University, pada Upacara Wisuda dan Penyerahan Ijazah Tahap II Tahun Akademik 2019/2020 di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB University, Dramaga, Bogor, Rabu.
Boby Dwi Mahendra yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97 meraih predikat cum laude dan menjadi wisudawan terbaik dari Program Studi Manajemen Agribisnis.
Di sela kegiatan wisuda tersebut, Boby menyatakan, dirinya sangat terharu dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Manajemen Agribisnis IPB. Apalagi dirinya juga ditetapkan sebagai wisudawan terbaik dari program tersebut.
Alumni SMAN 1 Kota Semarang ini pun menceritakan bagaimana kondisi keluarganya dan perjuangannya di sekolah dan kuliah hingga dapat menyelesaikan pendidikan di IPB.
"Bapak saya seorang buruh, penghasilannya tidak seberapa. Apalagi, kalau penyakit bapak saya kambuh, beliau bisa tidak bekerja sampai berhari-hari. Ibu saya bekerja sebagai pengasuh anak tetangga, untuk mencukupi kebutuhan keluarga," kata Boby.
Boby juga menuturkan, kondisi keluarganya itu yang membuat guru-gurunya sewaktu SMA tergerak untuk patungan membantunya.
"Mereka mengumpulkan uang supaya saya tetap bisa melanjutkan kuliahnya. Mereka membayarkan uang SPP semester pertama sekaligus membantu biaya hidup saya di Bogor," katanya.
Boby yang ketika SMA ada di jurusan IPA, menyatakan, pada semester pertama kuliah di Program Studi Manajemen Agribisnis IPB, cukup mengalami kesulitan, karena ketika SMA tidak belajar ekonomi. "Ketika belajar ekonomi umum, saya sempat bingung dan kurang bisa mengikuti, ketika di SMA saya tidak belajar ekonomi," katanya.
Namun, Boby terus berusaha untuk bisa mengikuti mata kuliah yang ada di PS Manajemen Agribisnis, yang kemudian mengantarkannya dapat nilai A. Pada semester-semester selanjutnya, hasil perjuangan Boby membuat dirinya banyak meriah nilai A. Bahkan, Boby juga pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa Asean dan mendapat kesempatan kuliah di Filipina.
Bukan cuma guru, menurut Boby, setelah di IPB, juga ada dosen yang baik hati memberikan bantuan tempat tinggal di rumahnya, sehingga dia tidak mengeluarkan biaya kost.
"Saya sangat bangga dengan kedua orang tua saya yang mengizinkan saya kuliah. Saya juga bangga kepada guru-guru saya di SMA, maupun dosen saya di IPB yang sudah memberikan bantuan kepada saya. Bagi saya mereka semua adalah pahlawan, yang telah mengantarkan saya bisa menjadi sarjana," katanya.