Kendari (ANTARA) - Indonesia Off-Road Federation (IOF), sebuah organisasi di Indonesia yang mewadahi penggemar kegiatan off-road berjuang keras mencapai titik kritis, yakni daerah yang terisolasi, untuk menyalurkan bantuan sebagai wujud kepedulian terhadap korban banjir di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Koordinator IOF Rescue Sultra, Boby Rasak di Kendari, Selasa, mengatakan komunitas IOF menyasar Kecamatan Latoma dan Asinua karena termasuk wilayah terisolasi akibat bencana alam banjir.
"Kami menerima informasi bahwa Latoma yang berjarak sekitar 170 kilometer dari Unaaha, Ibu Kota Kabupaten Konawe sulit diakses untuk menolong korban banjir, sehingga menantang untuk dijajal oleh komunitas IOF," kata Boby didampingi pengurus lainnya, Uden Asrani.
Ia menjelaskan perjalanan sekitar 15 jam mencapai Desa Lalowa -- perbatasan Kabupaten Konawe dan Kolaka Timur -- tepatnya di Jembatan Bahteramas cukup melelahkan, tetapi di sisi lain mengharukan karena memberi angin segar kepada keluarga korban banjir yang belum tersentuh bantuan.
Menurut dia, para korban tampak sumringah atas kedatangan komunitas IOF yang membawa kebutuhan pokok berupa beras sekitar 5 ton, mis instan, ikan kaleng, susu bayi, popok bayi serta garam.
"Bantuan yang disalurkan komunitas IOF menyasar 13 desa dan satu kelurahan memang belum memenuhi kebutuhan seluruh warga terdampak banjir yang mencapai ribuan orang, tetapi itulah wujud kepedulian IOF Sultra," kata Boby.
IOF adalah sebuah organisasi di Indonesia yang mewadahi para penggemar kegiatan off-road, kompetisi, rekreasi dan sosial kemasyarakatan.
Di bidang sosial kemasyarakatan, IOF memiliki sebuah gerakan komunitas bernama IOF Peduli. IOF Peduli berpartisipasi aktif memberikan bantuan transportasi logistik dan pertolongan di daerah-daerah yang terkena bencana alam yang meluluhlantakkan sejumlah wilayah di Indonesia.
Alat transportasi warga yang bisa menjangkau Kecamatan Latoma dan Asinua yang berada di wilayah pedalaman perbatasan Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka (sebelum Kolaka Timur mekar) selama ini menggunakan sampan bodi menyusuri Sungai Konaweeha.
Sekitar awal tahun 2000-an dirintis jalan darat dari Kecamatan Abuki, Kabupaten Konawe yang ditandai dengan pembangunan jembatan yang menghubungkan Kabupaten Konawe dan Kolaka, yang saat ini masuk wilayah Kolaka Timur.
Baca juga: Kerugian akibat banjir Konawe Selatan Rp19,422 miliar
Baca juga: Bulog Sultra salurkan 164 ton beras korban banjir
Baca juga: Sedang diperbaiki, Jalur Sultra-Sulteng segera pulih kembali