Kendari (Antaranews Sultra) - Curah hujan tinggi sepekan terakhir yang melanda wilayah Sulawesi Tenggara mengakibatkan sebagian nelayan dan pemilik kapal penampung ikan urung melaut.
?? "Pengalaman kami (nelayan) bahwa hasil tangkapan saat musim hujan menurun drastis sehingga sebagian nelayan urung melaut. Daripada merugi operasional bahan bakar lebih baik menunda melaut," kata nelayan pengumpul H. Bolong (48) di Kendari, Senin.
Meskipun demikian, kata dia, bersyukur masih ada rekan-rekan nelayan dan pengumpul yang nekat melaut sehingga pasokan ikan di pelelangan maupun di pasar-pasar masih terjamin walaupun menurun.
???Mengisi waktu tidak melaut dimanfaatkan nelayan merawat alat tangkap pukat yang robek, merawat bodi kapal yang bocor dan lampu agar tidak ada keluhan ketika melaut nanti.
Nelayan pancing tradisional Kamaruddin (34) mengatakan selain cuaca tidak mendukung juga penyebab rekan-rekan nelayan tidak melaut karena masih suasana lebaran.
"Sebagian nelayan maupun anak buah kapal baru menikmati mudik lebaran.?Alhamdulillah sudah menjalani puasa dan lebaran bersama keluarga. Beberapa hari ke depan memikirkan melaut agar ada pemasukan," katanya.
Informasi yang dihimpun dari pasar pelelangan ikan Kendari dan pasar tradisional Anduonohu menyebutkan harga penjualan ikan segar masih tinggi karena stok terbatas sehubungan cuaca tidak bersahabat.
"Mahal ikan pak karena jatah dari bos kapal dikurangi. Biasanya memang kalau cuaca tidak bagus harga ikan naik," kata pengecer ikan pasar Anduonohu, Sewang (36).
Harga ikan cakalang Rp65 ribu per kilo gram naik dari harga normal Rp40 ribu per kilogram, ikan baronang Rp70 ribu per kilogram naik dari harga normal Rp55 ribu per kilogram, harga ikan putih Rp75 ribu - Rp85 ribu per kilogram dan penjualan ikan layang Rp35 ribu per kilogram atau naik dari harga normal Rp25 ribu? - Rp30 ribu per kilogram.