Kendari (Antara News) - Kapolda Sulawesi Tenggara Brigadir Jenderal Polisi Agung Sabar Santoso siap meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas di perairan guna mengantisipasi berbagai aliran radikal yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Di laut ada Polair tetap memantau dan menjaga berpatroli meningkatkan keamanan mengantisipasi radikalisme," kata Brigjen Polisi Agung Sabar Santoso di Kendari, Senin.
Agung mengatakan jalur laut tidak akan luput dari pemantauan terkait pencegahan aliran radikal di wilayah Sulawesi Tenggara.
Beberapa waktu lalu, anggota Polda Sultra mengungkap kasus bahan peledak yang digunakan nelayan untuk bom.
Sama halnya dengan di wilayah darat, Kapolda Sultra telah membentuk Satuan Tugas Deradikalisasi yang dipimpin Direktur Intelijen dan Keamanan pada tingkat polda hingga polres.
Program deradikalisasi dan kontra radikalisasi itu melibatkan pemerintah daerah, unsur TNI, serta tokoh masyarakat, tokoh agama, serta generasi muda.
Bahkan Polda Sultra bekerja sama dengan pengelola lembaga pemasyarakatan di Kendari dan Bau Bau karena terdapat narapidana kasus terorisme.
Agung menyebutkan Sultra yang berbatasan dengan wilayah Poso Sulawesi Tengah harus waspada dan mengantisipasi potensi gerakan radikal.
Diungkapkan polisi jenderal bintang satu itu, sekitar dua tahun lalu terdapat kegiatan kelompok masyarakat mencurigakan kemudian aktivitasnya berpindah setelah anggota Bhabinkamtibmas mengecek lokasi di perbatasan Sulawesi Selatan.
Selain itu, Polda Sultra juga membentuk tim khusus patroli siber mengawasi situs atau media sosial yang disalahgunakan untuk menginformasikan kegiatan radikal.
Kapolda Sultra mengakui aparat kepolisian menghadapi kendala menjalankan program deradikalisasi terkait sarana dan prasarana, serta anggaran operasional yang terbatas.