Makassar (Antara News) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengurungkan niatannya untuk melantik para pejabatnya di samping liang lahat tempat pemakaman umum (TPU) Sudiang Makassar.
"Pelantikannya hanya akan kita pindahkan, kalau awalnya disamping lubang kuburan di TPU Sudiang, kita pindahkan ke TMP (Taman Makam Pahlawan) Panaikang," ujarnya di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, pemindahan lokasi pelantikan itu setelah mendengarkan saran dari ulama kharismatik Sulawesi Selatan Anre Gurutta Haji (AGH/KH) Sanusi Baco Lc.
Pandangannya tentang etika pelantikan disamping liang lahat TPU adalah sesuatu yang sangat di luar kewajaran karena liang lahat hanya diperuntukkan bagi warga yang telah meninggal dunia.
"Kita dengarkan nasehat dan saran Anre Gurutta KH Sanusi Baco. Kita sangat menghargai itu, karenanya kita pindahkan ke TMP. Ini semua ada hikmahnya, temanya tetap di kuburan tapi lebih disempurnakan lagi, jadi kita pindahkan ke TMP," ucapnya di rumah jabatannya.
Menurut dia, persoalan lokasi pelantikan bukan lagi menjadi ranah perdebatan benar atau salahnya tempat itu, namun sebagai manusia biasa dirinya berpegang teguh pada prinsip mendengarkan nasehat orang tua. Apalagi seorang Kiai kharismatik seperti pak Kiai Sanusi yang sudah dianggap Danny orang tuanya sendiri.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memerintahkan para penggali kuburan untuk membuat liang lahat yang banyak guna pelantikan para pejabatnya.
"Sudah lama ini kita persiapkan dan saya tidak akan mengubah rencana saya untuk melantik para pejabat ini di sini," ujar Wali Kota saat memantau langsung sejumlah liang lahat yang telah dipesannya itu di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sudiang Makassar, Jumat pagi.
Ramdhan Pomanto mengatakan, alasan utama dirinya merencanakan pelantikan para pejabat eselon II atau para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) semata-mata hanya ingin mengingatkan kepada pejabatnya itu akan hari akhir.
Ia tidak ingin pejabat yang dipilihnya itu lalai dalam tanggung jawabnya sebagai abdi negara yang bertugas memberikan pelayanan yang adil dan prima kepada masyarakat. "Ini agar mereka ingat bahwa kematian itu sangat dekat dengan kita. Supaya mereka sadar bahwa di dunia ini, kita hanya perlu mencari amalan dan berguna untuk orang banyak, bukan untuk membuat susah masyarakat," katanya.
Diketahui, pada saat pelantikan, para pejabat akan berdiri disamping liang lahat masing-masing. Kemudian setelah itu, akan ada kuliah umum tujuh menit (Kultum) dari dirinya dan rohaniawan sebelum pelantikan digelar.
Pesan kedua yang ingin disampaikannya yakni, jabatan yang diamanahkan itu tidak akan bertahan lama dan tidak akan dibawa mati. Karenanya dia meminta agar semua pejabat bisa merenungkan hal itu.