Beijing (Antara News) - Sepuluh negara yang tergabung dalam Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Tiongkok, akan memantapkan kerja sama keamanan melalui peningkatan mekanisme penegakkan hukum, terutama bagi kejahatan transnasional.
Kementerian Keamanan Publik Tiongkok (MPS) dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Beijing, Kamis menyatakan kesepakatan kedua pihak tersebut akan dibahas dalam pertemuan rutin tingkat menteri bidang penegakan hukum dan kerja sama keamanan ASEAN-Tiongkok, Jumat (23/10).
Delegasi Indonesia dalam pertemuan yang bertemakan "Security for Development" tersebut, akan dipimpin Kepala Kepolisian Indonesia Jenderal Pol Badrodin Haiti.
"Dalam pertemuan akan difokuskan pada mekanisme penegakan hukum serta kerja sama keamanan untuk kejahatan lintas batas seperti terorisme, dan narkoba, termasuk pengamanan obyek vital/nasional," kata pernyataan tersebut.
Sejumlah pejabat keamanan, kepolisian dan interpol dari beberapa negara seperti Australia, Rusia, dan negara-negara anggota Shanghai Coooperation, juga menyatakan hadir dalam pertemuan tersebut.
Perwakilan Organisasi regional dan internasional seperti ASEANAPOL, Organisasi Migrasi Internasional PBB, dan Badan Narkoba dan Kriminal PBB dan Sekretariat ASEAN, akan pula hadir.
Terkait narkoba, akan dibahas intensif antara Tiongkok dengan negara-negara di sepanjang wilayah segitiga Sungai Mekong, seperti Laos ,Thailand dan Myanmar. Wilayah segitiga Sungai Mekong menjadi daerah tradisional peredaran narkoba.