Baubau (Antara News) - Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Prof Ermaya Suradinata menyampaikan ceramah umum tentang "Revolusi Mental" di hadapan jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau, Sulawesi Tenggara, Jumat.
Penyampaian ceramah umum yang berlangsung di Aula Palagimata Kantor Pemkot Baubau itu dihadiri Wali Kota Baubau AS Tamrin, Sekretaris Kota Baubau Muhammad Djudul dan para pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup Pemkot Baubau.
Dalam ceramah umumnya itu, Ermaya Suradinata mengatakan, revolusi mental di lingkup pemerintahan harus memiliki semangat dalam menjalankan tugas, sehingga dalam mengejar prestasi bisa tercapai.
"Untuk memimpin sebuah institusi ada beberapa hal yang perlu dipegang teguh yakni kepercayaan, prestasi, tanggung jawab dan kerja sama. Kalaupun itu sudah ada, maka dilanjutkan dengan pelatihan dan pendidikan," ujarnya.
Ia juga mengatakan, nilai-nilai agama dalam memimpin dan bekerja seharusnya tertanam dalam hati setiap warga negara, apalagi pejabat pemerintahan, sehingga kebahagiaan dalam menjalankan tugas akan tercipta dengan baik.
Menurut Suradinata, kebahagian atau tidaknya seseorang bukan karena jabatannya dan hartanya, tetapi sesunggunya kebahagiaan seseorang itu ada dalam hati yang bersih, ikhlas dan pikiran yang jernih, sehingga kalau itu sudah terpatri, maka rasa kebahagian itu akan dirasakan.
"Maka kita dengan kondisi kapanpun dan di manapun kebahagiaan itu sesungguhnya milik orang-orang yang pandai bersyukur," ujarnya.
Sementara itu Wali Kota Baubau AS Tamrin mengatakan, ceramah umum yang disampaikan Rektor IPDN terkait "Revolusi Mental" merupakan masukan atau pelajaran yang sangat baik, khususnya di lingkup Pemkot Baubau.
"Dalam pemaparan revolusi mental itu juga hampir sama dengan filsafat budaya Buton yakni 5-PO," ujarnya.
Ia menjelaskan, filsafat 5-PO dalam budaya Buton yakni Po binci-binciki kuli, Po maa-maasiaka, Po pia-piara, Po angka-angkata dan Po mae-maeka, merupakan filsafat Buton yang memiliki arti yang hampir sama dalam pemaparan Rektor IPDN terkait revolusi mental itu.
"Inilah nilai-nilai budaya kita. Kalau kita mengkoneksikan dengan apa yang disampaikan pak profesor (Ermaya Suradinata) ini hampir sama dalam filsafat Buton 5-PO itu, yang memiliki arti. Contoh kalau kamu difitnah jangan dulu kamu memfitnah orang, atau kalau kamu sakit dicubit, maka jangan cubit orang lain," tuturnya.