Jakarta (Antara News) - Idul Adha tahun ini layak untuk disebut sebagai Lebaran Haji yang penuh toleransi di Tanah Air.
        Sebut saja, sejak fajar Idul Adha terbit di ufuk Bumi Cenderawasih, pelaksanaan shalat Idul Adha 1436 H di Karubaga, Ibu Kota Kabupaten Tolikara, Kamis berlangsung aman.
        Masjid Chaerul Ummah yang pernah menyimpan sejarah konflik sesaat itu menjadi pusat Umat Islam di wilayah itu untuk menunaikan ibadah shalat Id.
        Shalat Idul Adha di Masjid Chaerul Ummah itu dipimpin oleh iman Syekh Aleh Shaleh Muhammad Ali Djabir dan khotib Fadlan Germatan. Sementara warga non Muslim mengamankan pelaksanaan ibadah tersebut.
        Hal serupa dilaksanakan di Jayapura hingga Biak dengan aman, tenteram, dan penuh toleransi.
        Di bagian Indonesia yang lain, kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan mengiringi pelaksanaan Shalat Idul Adha di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
        Meski begitu ribuan warga Kota Pekanbaru tetap melaksanakan shalat dengan menggunakan masker karena kabut asap terus terasa memburuk.
        Sementara Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo memilih melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Agung Al-Karomah Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
        Salat Idul Adha diimami oleh KH Wildan Salmon, Kepala Tahfizul Qur'an masjid Agung Al Karomah, dan selaku Khotib KH Khalilurrahman. Â
  Di saat yang sama, ratusan ribu umat muslim Kota Manado, Sulawesi Utara, melaksanakan salat Idul Adha 1436 Hijriyah di 141 titik yang disediakan panitia setempat.
        "Peringatan Idul Adha dilaksanakan memperingati bagaimana ketaatan Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Ismail AS kepada ALLAH SWT untuk dikurbankan," kata Ketua PHBI Manado, Amir Liputo, dalam khotbah salat Idul Adha di lapangan Sparta Tikala.
        Meski berada di kawasan yang heterogen tetap saja pelaksanaan ibadah tersebut berlangsung tenteram dan damai karena masyarakat menjunjung tinggi semangat toleransi.
   Â
Saling Mengamankan
  Toleransi serupa tergambar pada kegiatan Hari Raya Idul Adha 1436 H dan pembagian hewan kurban di DKM Masjid Agung Kota Cimahi yang melibatkan mahasiswa muslim Papua yang bermukim di kota itu.
        "Daging kurban bukan hanya dibagi untuk masyarakat sekitar saja kami juga menggandeng komunitas-komunitas mahasiswa Papua yang tinggal di Cimahi," kata Tatang Solehudin ketua DKM Masjid Agung Kota Cimahi.
        Itu semata dilakukan demi sebuah kata toleransi yang menjadi hadiah terindah dalam lebaran kali ini sehingga antarumat beragama pun saling mengamankan dan menjaga.
        Sementara di Yogyakarta ribuan warga melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Rotowijayan yang berlokasi di lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
        Shalat dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB dengan khatib serta imam oleh Abdi Dalem Keraton, Maswedono Mukhlis Abdillah.
        Pengageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jatiningrat mengatakan pelaksanaan shalat Idul Adha di lingkungan keraton bertujuan untuk lebih mendekatkan warga Yogyakarta dengan Keraton termasuk dalam aspek spiritual.
        "Biasanya memang (Shalat Idul Adha) di Alun-alun Utara. Tapi kali ini memberikan pesan bahwa dekat dengan keraton juga bisa mendapatkan muatan-muatan spiritual," kata Jatiningrat.
        Masjid Rotowijayan yang dibangun pada 1792 untuk memperingati bertahtanya Hamengku Buwono II itu tidak mampu menampung ribuan jamaah sehingga jamaah juga dipersilakan melakukan shalat hingga memasuki kompleks Siti Hinggil.
        Menuju ke Sumatera Utara, sebagian ruas jalan di Kota Medan dan sekitarnya telihat sepi pada Kamis pagi yang bertepatan dengan perayaan Idul Adha 1436 Hijriyah.
        Kendaraan pun terlihat sedikit yang melintas, termasuk di ruas jalan yang selalu padat seperti Jalan S Parman, Jalan MT Harryono, Jalan Diponegoro, Jalan Sudirman, Jalan Gajahmada, dan Jalan Zainul Arifin.
        Jumlah kendaraan hanya banyak terlihat di Lapangan Merdeka Medan yang menjadi pusat pelaksanaan shalat Idul Adha.
        Hal sebaliknya terjadi di Lapangan Merdeka Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ketika ribuan warga memadati tempat itu untuk menunaikan ibadah Shalat Idul Adha 1436 Hijriyah.
        Tidak kurang 7.000 warga Kota Pangkalpinang dan sekitarnya memadati pusat pelaksanaan Shalat Idul Adha di Lapangan Merdeka.
        Dari Pulau Dewata, perayaan Idul Adha 1436 Hijriyah tampak dilaksanakan di sejumlah lapangan, masjid, dan mushala di Kota Denpasar dan sekitarnya secara khidmat dan lancar.
        Ketua Biro Pendidikan Agama dan Dakwah DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Provinsi Bali Hardilan mengatakan, tahun ini LDII menyumbangkan 89 ekor sapi dan  250 ekor kambing.
        Jumlah penerima daging kurban LDII sebanyak 10.000 orang yang tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
        "Pembagian daging kurban dengan sistem jemput bola. Kami mendata warga yang berhak mendapat  daging lalu diantarkan ke rumah masing-masing. Pembagian tidak hanya untuk umat Muslim  tetapi semua masyarakat di sekitarnya," ujar Hardilan.
   Â
Teladan Baik
  Di daerah lain, ribuan warga Kota Bogor, Jawa Barat memadati Masjid Raya, yang kini bernama Masjid Agung Al Mi'raj di Jalan Pajajaran untuk menunaikan ibadah Shalat Idul Adha 1436 Hijriah.
        Warga bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Wakil Wali Kota Usmar Hariman, dan unsur musyawarah pimpinan daerah, melaksanakan shalat yang diimami oleh Imam besar Masjid Agung Al Mi'raj Mulyana dan bertindak selaku khotib KH Ade Sarmili.
        Pelaksanaan Shalat Idul Adha berlangsung hikmat mulai pukul 06.30 WIB. Ribuan warga muslimin dan muslimat sudah berbondong-bondong mendatangi Masjid Raya.
        Sebelum pelaksanaan shalat dimulai, panitia menyampaikan tata cara shalat, sekaligus meminta Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto untuk menyampaikan kata sambutan, serta pengumuman jumlah hewan kurban sapi dan kambing yang akan dipotong usai Shalat Id.
        Sementara itu, di tempat lain, Hakim Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar memberikan khotbah pada sholat Idul Adha 1436 H di Masjid Al Furqon Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII), Kramat Raya, Jakarta.
        Sebagai khotib dia menyampaikan ceramah bertema "Meneladani Ibrahim sebagai Pemimpin yang Ulil Albab", hal ini bertepatan dengan pemilihan kepala daerah serentak yang akan diadakan pada 9 Desember 2015.
        Sekretaris Masjid Al-Furqan DDII Ahmad Mustofa mengatakan DDII memilih Patrialis Akbar berdasarkan musyawarah dewan da'wah.
        "Tahun ini kami ingin mengusung tema memilih pemimpin yang benar bagi umat, untuk itu Pak Patrialis dirasa mempunyai kapabilitas untuk memberikan khotbah sesuai tema tersebut, karena dia berada di lingkungan itu," kata Ahmad seusai sholat Idul Adha.
        Toleransi serupa hadir dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyampaikan ucapan selamat merayakan Idul Adha kepada masyarakat Indonesia melalui akun pribadinya yang berplatform media sosial, Kamis.
        "Selamat Idul Adha 1436 Hijriyah. Semoga keimanan, ketaqwaan dan pengorbanan kita dapat bermanfaat bagi umat," kata Yudhoyono dalam akun twitternya @SBYudhoyono.
        Parade perayaan yang penuh toleransi itu menjadi simbol masih lekatnya kehidupan berbhineka tunggal ika di Tanah Air.