Bombana (Antara News) - Sekitar 67 persen anak di Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, dinilai sangat rentan terhadap penyakit gigi dan mulut diakibatkan oleh pola konsumsi permen, cokelat dan jajanan di sekolah.
"Penyebab lainnya yaitu cara minum susu menggunakan dot diusia bayi, serta perilaku dan sikap menjaga kebersihan gigi dan mulut yang masih kurang," kata drg. Sakiya Mustainah, dalam sosialisasi kesehatan gigi dan mulut bagi anak-anak di Kabaena, (16/11).
Menurut Sakiya, angka 67 persen tingkat kerawanan sakit gigi dan mulut, prevalensi angka kesakitan serta karies pada anak diperoleh setelah melakukan penjaringan terhadap 120 siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rahadopi dan Olondoro, Kabaena, Bombana.
Ia menjelaskan dari jumlah anak yang dijaring tersebut terdeteksi rata-rata mengalami rampan karies atau gigi berlubang pada seluruh gigi depan dan berwarna cokelat.
Oleh karena itu kata dia, tindakan kuratif saja (pengobatan) dirasakan tidak cukup untuk mengurangi prevalensi tingginya angka kesakitan tersebut, sebab pola dan perilaku keseharian merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut anak-anak.
Sakiya mengatakan sangat prihatin atas tingginya prevalensi angka kesakitan gigi dan mulut pada anak sehingga pihaknya yang sejalan dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk terus melakukan inisiasi terhadap semua sekolah yang terdapat di Kabaena.
"Ini menjadi program prioritas pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kabaena yang harus menjadi perhatian bagi semua pihak," tegasnya.
Sosialisasi dan inisiasi sebagaimana dituangkan dalam program kesehatan, lanjut Sakiya, diharapkan menjadi awal dari sikap dan kepedulian terhadap menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta kesehatan masyarakat pada umumnya.
"Dengan seperti itu, prevalensi dan angka kesakitan gigi dan mulut dapat ditekan di bawah 50 persen setiap tahunnya, sehingga masalah kesehatan gigi dan mulut tidak menjadi faktor penghambat proses belajar dan perkembangan anak-anak," imbuh Sakiya.
Sementara itu, kepala Puskesmas Kabaena, Nuim, SST, mengatakan pihaknya telah menjadwalkan penjaringan anak-anak di tiap sekolah dasar setiap tahun, guna memantau tingkat prevalensi angka kesehatan gigi dan mulut.
"Selain itu, kami juga menyosialisasikan cara bersikat gigi yang baik dan benar serta langsung dipraktekkan oleh anak-anak itu sendiri," tambahnya.