Kendari, (Antara News) - Ratusan Umat Buddha yang ada di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), memperingati secara bersama hari tri suci waisak 2558 BE/2014 dipusatkan di Gedung Grand Awani Kendari, Minggu malam (1/6).
Peringatan tri suci waisak bersama tersebut mengangkat tema "kerukunan dasar keutuhan" dibuka oleh Pembimas Buddha Kemenag Sultra, Saryono, mewakili Kanwil Kemenag Sultra.
Dihadapan umat Buddha di Kendari, Saryono berharap agar kegiatan itu dilakukan setiap tahun, agar umat Buddha semakin semarak dan semakin yakin dalam peningkatkan pemahaman terhadap agama sebagai sarana dan alat aplikasik ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari.
"Kerukunan adalah dasar keutuhan, kerukunan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap insan termasuk umat Buddha, kalau tidak ada kerukunan maka bangsa ini bisa tercerai berai," katanya.
Menurutnya, kerukunan itu harus dibangun dari diri sendiri, kemudian menularkan pada anggota keluarga hingga kepada masyarakat yang lebih luas.
"Rukun pada diri sendiri dengan cara memenuhi kebutuhan batin dan kebutuhan lahir. Sesibuk apapun kita harus atur kapan penuhi kebutuhan batin dan kebutuhan lahir," katanya.
Sementata itu, Bikkhu Jagaro Mahatera, saat memberikan pesan-pesan religius kepada umat Buddha dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa Tri suci waisak bermakna tiga peristiwa yang ingatkan umat Buddha terhadap Buddha Gautama.
"Tiga peristiwa agung tersebut katanya masing-masing kejadian waktunya sama persis ketika terjadi bulan purnama. Peristiwa pertama dimana manusia agung calon Buddha atau Buddha Gautama lahir di bumi manusia," katanya.
Kejadian kedua lanjut Bikkhu Jagaro, saat dicapainya kecerahan agung oleh Budha Gautama atau pencapaian jalan membebaskan manusia dari bentuk penderitaan, kemudian peristiwa ketiga adalah meninggalnya sang budha.