Mamuju, (Antara News) - Gubernur Sulawesi Barat, H Anwar Adnan Saleh menyatakan bahwa pelaksanaan pemilu 9 April 2014, merupakan pesta demokrasi paling kotor, apabila dibandingkan pemilu 2009 silam.
"Saya anggap pemilu tahun ini paling kotor akibat ulah penyelenggara yang melakukan praktek penggelembungan suara. Selaku kepala pemerintahan di daerah tentu merasa kecewa dengan kondisi itu," kata gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Selasa.
Gubernur tercengang dan prihatin karena ternyata daerah ini meraih predikat empat besar dari 34 provinsi di Indonesia terburuk dalam melaksanakan Pemilu.
"Ini sangat mencoreng nama Sulbar di mata provinsi lain. Makanya, penegakan hukum harus dijalankan agar peristiwa ini tidak terulang pada ajang pesta demokrasi yang akan kita hadapai dalam waktu dekat ini," ujar Gubernur.
Dia mengatakan, penyelenggara pemilu mulai dari KPU provinsi, kabupaten hingga penyelenggara level terbawah, untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa menodai demokrasi itu sendiri.
Apalagi kata Gubernur, di depan mata akan berlangsung Pilpres dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tiga kabupaten tahun 2015.
"Penyelenggara tidak boleh mempertontonkan pelanggaran karena akibatnya bisa menimbulkan amarah rakyat dan terlebih berbuntut pada pelanggaran pidana," ucapnya.
Anwar yang juga ketua DPD Golkar mengatakan, pelanggaran pidana pemilu di Sulbar yang paling dominan terdapat di Kabupaten Mamuju.
"Pelanggaran Pemilu di Mamuju terjadi secara massif dan terstruktur. Banyak laporan masyarakat terkait keterlibatan camat, kepala desa dan lurah sehingga menguntungkan partai tertentu," ucap Gubernur.