Deliserdang (Antara News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan operasional Bandar Udara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deliserdang, Kamis, dengan pemukulan "Gondang Taganing" yang merupakan gendang khas batak.
Dalam pemukulan Gondang Taganing tersebut, Presiden Yudhoyono didampingi Menteri Perhubungan EE Mangindaan dan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho.
Dalam kegiatan itu, Presiden Yudhoyono juga meresmikan dua bandara lain yang di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura 2 yakni Bandara Sultan Syarim Kasim II di Pekanbaru, Provinsi Riau dan Bandara Raja Haji Fisabilillah di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Sedangkan tiga bandara dibawah pengelolaan Kementerian Perhubungan yang ikut diresmikan adalah Bandara Pekon Serai di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, Bandara Pagar Alam di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, dan Bandara Muara Bungo di Jambi.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmainirrahim, saya resmikan enam bandara dan geopark kalder," kata Kepala Negara dalam peresmian yang dihadiri mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
Dalam peresmian tersebut, Presiden Yudhoyono menyampaikan pidato tanpa teks yang menekankan pentingnya sektor transportasi untuk meningkatkan konektivitas wilayah.
Faktor peningkatan konektivitas wilayah tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat.
"Indonesia tidak boleh terpinggirkan, solusinya konektivitas domestik Indonesia harus dibangun dan ditingkatkan," ujarnya.
Meski pemerintah terus melakukan berbagai program dalam peningkatkan kapasitas bandara, tetapi Presiden Yudhoyono mengakui jika akan selalu ada kekurangan dalam program yang dijalankan.
Untuk itu, diperlukan upaya yang agresif dan menentukan target yang lebih tinggi dalam pemanfaatan berbagai infrastruktur transportasi tersebut.
"Ini era kita untuk membangun lebih banyak infrastruktur, era kita meningkatkan konektivitas," ucap Presiden.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, pembangunan Bandara Kualanamu tersebut menggunakan dana Rp5,59 triliun yang berasal dari anggaran PT Angkasa Pura dan APBN.
Bandara di area seluas 1.365 hektare tersebut memiliki landasan pacu (runway) 3.650 meter x 60 meter, sehingga mampu menerima pesawat berbadan besar seperti Boeing 747-800, bahkan Airbus A-380.
Bandara pengganti fungsi Bandara Polonia Medan tersebut, telah dioperasionalkan sejak 25 Juli 2013 dengan kapasitas terminal delapan juta penumpang per tahun.
Bandara Sultan Syarif Kasim II di Riau mulai dibangun pada 2011 dan dapat diselesaikan pada 2013 dengan anggaran Rp214 miliar dari PT Angkasa Pura 2 dan Rp35 miliar dari APBN.
Bandara yang dibangun diatas areal seluas 165,88 hektare memiliki kapasitas terminal yang mampu menampung 2,3 juta penumpang per tahun.
Sedangkan pengembangan Bandara Raja Haji Fisabilillah di Kepulauan Riau meliputi terminal, avron, dan fasilitas penunjang bandara lainnya dengan menggunakan anggaran Rp97 miliar dari PT Angkasa Pura 2.
Bandara yang pengembangannya telah tuntas pada 2013 tersebut memiliki terminal dengan kapasitas 150 ribu penumpang per tahun.