Jakarta (Antara News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan agar pihak-pihak yang saling berhadapan di Mesir dapat saling menahan diri dan segera memulai proses rekonsiliasi nasional pascatergulingnya Presiden Mohammad Moursi.
Seruan itu disampaikan oleh Presiden Yudhoyono dalam Pidato Kenegaraan peringatan ulang tahun ke-68 kemerdekaan RI dalam sidang bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Jumat siang.
"Indonesia sangat prihatin atas apa yang terjadi di Mesir hari-hari terakhir ini. Kita menyampaikan harapan agar krisis politik dapat segera diatasi serta proses rekonsiliasi nasional dapat segera dimulai," kata Presiden.
Kepala Negara berharap agar korban jiwa yang terus berjatuhan dapat segera dihentikan termasuk penggunaan kekuatan dan senjata militer kepada pengunjuk rasa.
"Penggunaan kekuatan dan senjata militer dalam menghadapi pengunjuk rasa tentulah bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan," katanya.
Presiden Yudhoyono menyampaikan pemahamannya atas situasi sulit yang tengah dihadapi bangsa Mesir, namun ia menilai peran serta seluruh elit politik dan lapisan masyarakat diperlukan untuk keluar dari krisis politik tersebut.
Sementara itu, menurut laporan media internasional, penguasa militer yang didukung Kairo memerintahkan penyerbuan terhadap kemah-kemah pengunjuk rasa pro-Moursi setelah fajar pada Rabu (14/8), enam pekan setelah tentara menggulingkan pemimpin pertama yang dipilih secara bebas di negara itu. Pemerintah Mesir menyebut korban tewas mencapai lebih dari 500 orang.