Kepala BPS Sultra, Wahyuddin, di Kendari, Senin mengatakan, dari 66 kota yang menghitung inflasi, 58 kota mengalami inflasi dan hanya delapn kota yang deflasi.
Ia mengatakan dari 66 kota yang ada di Indonesia, 23 kota mengalami inflasi dan 43 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi, lanjut dia, tertinggi terjadi di Kota Ambon dengan 2,25 persen dengan IHK 144,68 persen dan inflasi terenda terjadi di Kota Bogor 0,01 persen dengan IHK 138,61 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi di Kota Mataram sebesar 1,03 persen dengan indek harga konsumen 151,24 persen dan deflasi terendah di Kota Pekanbaru 0,01 persen dengan IHK 137,63 persen.
Menurut Wahyuddin, komoditi penyumbang inflasi terbesar dan perubahan harga selama bulan Mei yang dicatat sepuluh besar diantaranya buha apel, tomta sayur, tongkol, ikan cakalang, kangkung, kol putih, daun kelor, bayam dan jagung manis dengan tingkat perubahan harga tertinggi mencapai 33,31 persen dan peruibahan harga terendah sebesar 12,49 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan (deflasi adalah bawang putih, wortel, bawang merah, daging ayam kampung, pakis, jeruk, emas perhiasan, gula merah, terong panjang dan kacang panjang dengan perubahan harga antra -9,69 persen hinbgga -21,36 persen.
Ia menambahkan, menjelang puasa ramadhan yang sisa satu bulan kedepan, sejumlah komoditi diperkirakan akan mengalami inflasi, hal itu disebabkan tingginya permintaan konsumen disaat menjelang memasuki bulan suci ramadhan itu.
"Sudah menjadi hal biasa, bila mendekati masuknya bulan puasa, maka ada gejolak permintaan konsumen yang begitu tinggi sehingga mempengaruhi inflasi dipasaran," katanya.
Release BPS Mei 2013, juga dihadiri sejumlah instansi teknis seperti Biro Perekonomian Provinsi, Perbankan, dan beberapa instansi teknis lainnya di Kota Kendari.