Kendari (ANTARA News) - Kondisi Stadion Lakidende Kendari yang merupakan stadion kebanggaan masyarakat Sulawesi Tenggara semakin memprihatinkan.
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Sabaruddin Labamba, Jumat mengatakan, bangunan stadion terbesar dan satu-satunya di kota itu nampak semrawut, tribun utama penonton bocor di sana-sini dan lumut menyelimuti lebih dari separuh bangunan stadion yang telah di makan usia.
"Stadion Lakidende Kendari diresmikan penggunaannya sejak bulan Juni 1981 oleh Menteri Dalam Negeri kala itu Amir Mahmud. Dari stadion inilah, Kota Kendari kerap dipercaya untuk menggelar sejumlah event berskala regional maupun nasional. Sebut saja Liga Indonesia Divisi II dan III," kata Sabaruddin.
Ia mengatakan, sejumlah tim sepak bola papan atas Indonesia seperti Pupuk Kaltim dan tim dari Pulau Jawa sudah menjajal rumput Stadion Lakidende.
"Dengan kondisi seperti saat ini yang tidak lagi mendapat perawatan serius, tentu saja akan memberi citra negatif pemerintah setempat jika event-event nasional dilaksanakan disini," katanya.
Sabaruddin berharap, perlu penanganan lebih serius dari Pemerintah Daerah Sultra dan KONI Sultra dalam hal renovasi atau pun pembangunan kembali stadion yang representatif untuk digunakan dalam setiap pertandingan baik itu tingkat lokal maupun nasional.
Menurut dia, Stadion Lakidende saat ini dinilai jauh dari harapan maupun kelayakan untuk digunakan sebagai lokasi perhelatan atau pertandingan resmi sepak bola.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Sultra, Tasman Taewa mengatakan, selaku pengelola stadion itu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dalam hal perawatan fasilitas yang ada.
"Bagaimana kita mau merawat kalau tidak ada perawatan. Yang ada hanya anggaran untuk memotong rumput, sementara dana untuk perbaikan atau perawatan fasilitas tidak ada," katanya.
Ia akui belum bisa berbuat maksimal karena pihaknya baru resmi mengelola stadion sejak 2010 sehingga upaya untuk memperjuangkan anggaran pemeliharaan saat pembahasan APBD Sultra belum maksimal. (ANT).