Kendari (ANTARA News) - Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada triwulan ke-I tahun 2012 turun menjadi 2,94 persen dari produksi IV tahun 2011.
Kepala BPS Sultra, Wahyuddin, di Kendari, Selasa, mengatakan, sektor industri manufaktur (industri pengolahan) Sultra, sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional terus mengalami perkembangan cukup baik dari tahun ke tahun.
"Selain memiliki kontribusi terhadap PDB, industri manufaktur memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru," katanya.
Ia mengatakan, di Sultra, sampel industri manufaktur besar dan sedang (IBS) tahun 2012 tersebar di beberapa kabupaten/kota antara lain Kabupaten Muna, Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten konawe Selatan, Kota Kendari dan kota Baubau.
Menurutnya, meskipun pertumbuhan produksi industri manufaktur menurun, namun berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan BPS, khusus produksi manufaktur besar dan sedang, Sultra triwulan I mengalami pertumbuhan sebesar 5,57 persen.
"Sedangkan industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan I 2012 tumbuh melambat 3,02 persen dari produksi industri manufaktur mikro dan kecil di triwulan IV tahun 2011," ujarnya.
Adapun jenis industri manufaktur yang tumbuh menggembirakan terutama pada jenis industri makanan, tekstil, pakaian jadi, industri kayu, percetakan dan media rekaman, industri alat angkutan dan furniture.
Sementara jenis industri yang sedikit mengalami penurunan hanya terjadi pada industri minuman, industri farmasi, bahan kimia, industri bahan galian bukan logam serta industri barang logam bukan mesin dan peralatannya.
Ia menjelaskan, dengan SDA melimpah yang dimiliki Sultra, maka potensi untuk menjadi sentra pengembangan industri manufaktur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, khususnya industri manufaktur mikro dan kecil.
"Hal ini terlihat dengan banyaknya industri tumah tangga yang jumlah tenaga kerjanya kurang dari 20 orang setiap industri yang berkembang dari waktu ke waktu," pungkasnya. (Ant).