Rumbia (ANTARA News) - Dana pendidikan di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, mencapai Rp141 miliar dari total anggaran pendapatan dan belanja daerah senilai Rp507 miliar lebih.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Bombana Andi Syarifuddin di Rumbia, Selasa, mengatakan anggaran senilai Rp141 miliar itu terdiri atas Rp104 miliar untuk belanja publik dan Rp37 miliar akan digunakan membayar gaji pegawai.
"Kami porsikan lebih besar untuk anggaran belanja publik untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasana infrastruktur pendidikan di daerah ini," katanya.
Menurut Syarifuddin, kualitas infrastruktur pendidikan di Bombana belum memadai, sebab masih banyak sarana dan prasarana yang belum terpenuhi, seperti ruang kelas baru, laboratorium dan perpustakaan sekolah.
"Rata-rata sekolah di daerah ini masih membutuhkan dibangunnya ruang kelas baru, rehabilitasi sekolah dan pengadaan alat aboratorium," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Syarifuddin, pihaknya mengalokasikan dana sekitar 20 persen dari APBD Bombana 2012 agar kualitas sarana dan prasarana sekolah dapat ditingkatkan, sehingga melahirkan insan terdidik yang handal dan kompetitif.
Kalau sarana dan prasarana itu telah memadai, lanjut Syarifuddin, akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajar-mengajar antara murid dengan guru, sebab infrastruktur pendidikan yang dibutuhkan telah terpenuhi.
"Selain itu, juga karena ruang kelas baru yang dibangun itu akan jauh lebih bersih, nyaman dan indah, yang membuat ketenangan dalam proses belajar-mengajar," katanya.
Syarifuddin tidak menyebutkan berapa jumlah sekolah di Bombana yang infrastrukturnya belum memadai, tetapi ia mengatakan alokasi dana sebesar Rp104 miliar itu akan terdistribusi ke pihak yang telah mengusulkan untuk program rehabilitasi sekolah dan pembangunan ruang kelas baru.
Ia menjelaskan, selain pembangunan sarana dan prasana pendidikan, dana sebesar Rp104 miliar itu juga akan digunakan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan berakhlak melalui program pembinaan dan pelatihan kepada siswa yang dimulai dari anak usia dini.
"Pendidikan anak usia dini sangat diprioritaskan untuk menciptakan generasi bangsa yang bariman dan berakhlak di masa mendatang," katanya. (Ant).