Makassar, Sulsel (ANTARA News) - Anggaran untuk pemilihan kepala daerah Sulawesi Selatan 2013 tidak masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran APBD Perubahan yang dirumuskan Tim Anggaran Pemerintah Daerah setempat.
"Sempat dibahas dengan TAPD terkait penjadwalan pembahasan KUA/PPAS. Dalam KUA yang mereka sajikan, sama sekali belum menyinggung tentang pemikiran pemilihan gubernur," kata Wakil Koordinator Badan Anggaran DPRD Sulsel Affandy Agusman Aries di Makassar, Kamis.
Menurut dia, sebagian anggaran pilgub Sulsel yang direncanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat Rp338 miliar, sudah harus masuk dalam APBD-P 2011 agar tidak membebani APBD pokok 2012.
"Harus ada dalam pokok pikiran KUA, tidak boleh dianggarkan secara gelondongan," ucap Affandy dan menambahkan Badan Anggaran akan mendengarkan pemaparan KUA/PPAS (Prioritas Plafon Anggaran Sementara) APBD-P 2011 dari TAPD awal pekan depan.
Sementara, anggota Badan Anggaran DPRD Sulsel, Ajeip Padindang menegaskan TAPD harus mengakomodir anggaran pilkada Sulsel dalam KUA, kemudian dibuatkan perda khusus untuk dana "saving".
Dari penjelasan saat rapat TAPD dengan Badan Anggaran, Ajeip menyebut TAPD tidak menyinggung pilkada dalam KUA karena belum menerima rancangan resmi anggaran dari KPU Sulsel.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Sulsel ini juga menilai anggaran pilkada yang diajukan KPU sebesar Rp338 miliar terlalu besar jika didasarkan pada jumlah pemilih sekitar, 7 juta jiwa.
"Anggarannya yang diajukan lebih dari separuh anggaran pemilihan gubernur 2007 yang hanya sekitar Rp140 miliar. Saya rasa Rp250 miliar sudah cukup, apalagi kalau digelar bersamaan dengan pilkada Bone, ada irit anggaran," katanya.
Ia juga menilai, perkiraan sementara KPU untuk daftar pemilih 7 juta jiwa terlalu besar jika dibandingkan dengan jumlah pemilih di Sulsel pada pemilihan umum 2009 lalu yang hanya sekitar 5,4 juta jiwa dari jumlah penduduk sekitar 7 juta jiwa.
Dalam pandangan Ajeip, pertumbuhan penduduk Indonesia hanya 2 persen pertahun, sehingga pertambahan jumlah pemilih untuk Pilkada Sulsel 2013 hanya sekitar 6 juta jiwa saja. (Ant).