Makassar, Sulsel (ANTARA News) - Pemerintah daerah di Sulawesi Selatan belum mengoptimalkan potensi zakat dari pangan, khususnya surplus beras yang rata-rata 2,5 juta ton per tahun.
"Apabila surplus beras itu dikeluarkan zakatnya sebanyak lima persen sesuai ajaran Agama Islam, maka fakir miskin akan sangat terbantu," kata Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Sulsel Prof DR Halide di Makassar, Kamis.
Menurut dia, penduduk Sulsel yang mayoritas sebagai petani berpeluang menjadikan daerah ini menjadi penyangga pangan. Karena itu, zakat dari hasil tanaman yang dikelola hendaknya dikeluarkan lima persen untuk padi tadah hujan.
Sedangkan untuk tanaman padi dengan sistem irigasi dengan tiga kali panen per tahun, lanjut dia, zakatnya dapat dikeluarkan hingga 10 persen.
"Karena itu, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota harus bekerja sama untuk mempotensikan zakat dari surplus beras itu, kemudian dimanfaatkan untuk membantu golongan fakir miskin," katanya.
Berkaitan dengan hal itu, dia mengatakan, dibutuhkan aturan baku yang dapat menjadi kebijakan bersama dalam memanfaatkan potensi zakat untuk kemaslahatan umat.
Mengenai pengelolaan zakat, guru besar Universitas Hasanuddin ini mengatakan, setelah ada aturan bakunya maka implementasinya di lapangan harus dilaksanakan dengan baik dan transparan.
Hal itu dimaksudkan agar yang mengeluarkan zakat tidak ragu-ragu menyerahkan zakatnya, karena pengelola zakat benar-benar menyerahkan zakat itu pada sasaran yang tepat. (Ant).