Jakarta (ANTARA) -
"Koordinasi dengan mereka, dengan Badan Karantina. Katanya itu sangat berbahaya lho anggur itu," katanya dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Kepala BPOM Taruna Ikrar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan Komisi IX DPR RI tidak dapat langsung menegur Badan Karantina karena mereka bukan mitra kerja komisi tersebut.
Dengan demikian, kata dia, BPOM yang berwenang untuk melakukan hal tersebut.
"Kok bisa (anggur Muscat) beredar di supermarket-supermarket? Ya kalau saya dari Komisi IX, enggak bisa tangan saya langsung ke Karantina karena itu bukan mitra saya, ya saya pasti ke kamu. Pasti ke anda (BPOM),” ujar dia.
Ramai diperbincangkan bahwa di Thailand ditemukan adanya residu kimia atau pestisida di ambang batas aman dalam anggur Shine Muscat yang beredar di pasaran.
Dewan Konsumen Thailand mencatat bahwa 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diuji oleh mereka terkontaminasi dengan residu kimia berbahaya yang melampaui batas aman. Persoalan itu lalu membuat Malaysia juga melakukan pemeriksaan pada anggur Muscat yang juga dijual di negara itu.
Atas masalah itu, Irma mengaku telah menghubungi Deputi Bidang Penindakan BPOM Rizkal untuk mengetahui lebih lanjut tentang persoalan tersebut.
Namun, katanya, Rizkal justru mengatakan bahwa masalah itu menjadi wewenang Badan Karantian.
Ia mengaku tidak setuju dengan pernyataan itu
“Saya tanya Rizkal, kenapa kok BPOM gak bergerak? Rizkal, ‘Itu bukan wilayah BPOM, itu wilayahnya dari karantina. Kalau saya bilang, ini Rizkal goblok, nih. Bukan itu jawabannya, Rizkal. Jawabannya itu kamu harus berkoordinasi dengan mereka. Kamu koordinasi sama mereka. Ya, ini ada begini nih, ini bagaimana nih tindak lanjutnya. Gitu lho," ucap Irma.