Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis dibuka turun setelah rilis data permintaan properti Amerika Serikat (AS), yakni penjualan rumah baru, lebih baik dari perkiraan.
Pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah melemah 36 poin atau 0,24 persen menjadi Rp15.138 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.102 per dolar AS.
"Data permintaan properti AS, yaitu Penjualan Rumah Baru AS, menjadi salah satu pendorong utama penguatan dolar AS," kata Kepala Ekonom Bank Permata saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Penjualan Rumah Baru AS Agustus 2024 mencatat 716 ribu, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 751 ribu tetapi melebihi ekspektasi pasar yang mengantisipasi data akan turun menjadi 700 ribu. Angka realisasi tersebut mengisyaratkan bahwa permintaan properti AS tidak serendah yang diproyeksikan sebelumnya.
Depresiasi yang cukup besar dari beberapa mata uang global juga berkontribusi terhadap tren penguatan dolar AS. Dolar Australia melemah setelah inflasi Agustus 2024 menurun menjadi 2,7 persen year on year (yoy), diikuti oleh penurunan harga komoditas.
Hal tersebut memicu ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga kebijakan yang lebih agresif dari bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), dalam waktu dekat.
RBA telah mempertahankan suku bunga kebijakan di level 4,35 persen. Dolar Australia terdepresiasi sebesar 1 persen menjadi 0,68.
Sementara itu, Yen Jepang terdepresiasi setelah rilis data penjualan di department store nasional. Data tersebut menunjukkan tren melambat pada Agustus 2024. Yen Jepang melemah 1,06 persen menjadi 144,75.
Di sisi lain, Pemerintah Tiongkok melanjutkan pengumuman stimulusnya, dengan menyatakan bahwa pemerintah akan membelanjakan 800 miliar Yuan Tiongkok sebagai dukungan likuiditas untuk pasar saham.
Sebagai hasil dari pengumuman itu, lanjut Josua, sentimen risiko meningkat di pasar keuangan Asia pada Rabu karena optimisme mengenai pemulihan ekonomi Tiongkok membaik, sehingga meningkatkan permintaan untuk aset berisiko.
Josua memprediksi nilai tukar rupiah akan berada di level Rp15.100 per dolar AS sampai dengan Rp15.225 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Hal tersebut memicu ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga kebijakan yang lebih agresif dari bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), dalam waktu dekat.
RBA telah mempertahankan suku bunga kebijakan di level 4,35 persen. Dolar Australia terdepresiasi sebesar 1 persen menjadi 0,68.
Sementara itu, Yen Jepang terdepresiasi setelah rilis data penjualan di department store nasional. Data tersebut menunjukkan tren melambat pada Agustus 2024. Yen Jepang melemah 1,06 persen menjadi 144,75.
Di sisi lain, Pemerintah Tiongkok melanjutkan pengumuman stimulusnya, dengan menyatakan bahwa pemerintah akan membelanjakan 800 miliar Yuan Tiongkok sebagai dukungan likuiditas untuk pasar saham.
Sebagai hasil dari pengumuman itu, lanjut Josua, sentimen risiko meningkat di pasar keuangan Asia pada Rabu karena optimisme mengenai pemulihan ekonomi Tiongkok membaik, sehingga meningkatkan permintaan untuk aset berisiko.
Josua memprediksi nilai tukar rupiah akan berada di level Rp15.100 per dolar AS sampai dengan Rp15.225 per dolar AS pada perdagangan hari ini.