"Kemenperin terus mendorong seluruh pengolahan kelapa sawit melalukan hilirisasi terutama memproduksi biodiesel," kata Pembina Industri pada Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Jefrinaldi di Padang, Kamis.
Khusus di Kota Padang, Sumatera Barat, Kemenperin mendata terdapat empat perusahaan kelapa sawit yang sudah menghasilkan minyak goreng dan satu di antaranya berhasil mengolah kelapa sawit menjadi biodiesel.
"Jadi, dari empat perusahaan ini baru satu yang melakukan hilirisasi lebih lanjut untuk memproduksi biodiesel," kata dia.
Khusus PT Padang Raya Cakrawala tahun ini akan mulai beroperasi menghasilkan biodiesel dari minyak kelapa sawit dengan kapasitas terpasang 419 ton per tahun.
Angka tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan total produksi minyak goreng yang diproduksi Provinsi Sumatera Barat yakni 91 ribu ton per tahun.
"Kemenperin mendorong perusahaan lainnya tidak hanya memproduksi minyak goreng tapi juga biodiesel," ujarnya.
Sementara itu, akademikus dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof Erliza Hambali mengatakan sudah seharusnya Indonesia memaksimalkan nilai tambah dari hilirisasi kelapa sawit agar mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
"Sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia sudah sepantasnya nilai tambahnya itu ada di Indonesia bukan di negara lain," kata dia.
Oleh karena itu, sambung Erliza, jika saat ini Indonesia baru berhasil membuat 100 jenis produk dari hilirisasi kelapa sawit, ke depannya diharapkan mampu membuat lebih dari 500 jenis produk hilirisasi.
Untuk mewujudkan produk-produk dari hilirisasi kelapa sawit, IPB University menyarankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terutama perguruan tinggi di provinsi yang menghasilkan kelapa sawit.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenperin sarankan industri kelapa sawit berani hasilkan biodiesel