Pangkalpinang (ANTARA) - Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia telah menetapkan 16 tersangka yang berkaitan langsung dengan tindak pidana korupsi timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), yang merugikan negara triliunan rupiah.
"Kami berharap semua pihak mendukung agar proses penanganan perkara ini berjalan lancar," kata Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Sesjampidsus) Kejagung Andi Herman usai rapat koordinasi pengelolaan lima smelter yang di sita Kejagung, di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan hingga saat ini penyidik telah memeriksa 148 saksi dan menetapkan 16 orang tersangka yang berkaitan langsung dengan tindak pidana korupsi timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Satu dari 16 tersangka yang ditetapkan ini adalah orang yang menghalang-halangi penyidikan," ujarnya.
Menurut dia, meskipun tidak terkait langsung dengan tindak pidana ini, tetapi undang-undang telah memberikan ancaman pidana bagi orang atau pihak yang menghalang-halangi sesuatu perkara.
"Ini tentunya merugikan diri sendiri. Dia tidak terlibat pidana, tetapi menghalang-halangi dan ini ada satu orang dalam perkara korupsi timah ini," katanya.
Ia menyatakan dalam beberapa hari terakhir ini, penyidik Kejagung telah menyita lima smelter timah di Babel dan diharapkan bisa tetap melakukan operasional.
"Dalam mengoperasionalkan aset sitaan ini tentunya ada mekanisme yang akan dilakukan dengan beberapa pihak," ujarnya.
Pada kegiatan rapat koordinasi lintas bidang itu untuk menindaklanjuti penyitaan lima smelter timah ini, antara lain dihadiri Deputi Hukum dan Peraturan Perundang-undangan Kementerian BUMN, Dirut PT Timah Tbk, Direktur Investigasi Mabes Polri dan BPKP.
Selain itu, rakor tertutup tersebut juga dihadiri Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Kapolda Kepulauan Babel, Danrem 045/Garuda Jaya, Danlanal, Danlanud dan unsur Forkopimda lainya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kejagung tetapkan 16 tersangka pidana korupsi timah Babel