Kendari (ANTARA) - Nilai ekspor Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Februari 2024 mengalami penurunan 31,59 persen dibanding bulan Januari 2024 yaitu dari 432,27 juta dolar menjadi 295,70 juta dolar.
Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti di Kendari, Selasa mengatakan, penurunan nilai ekspor Sultra itu sejalan dengan volume ekspor yang juga tercatat turun sebesar 29,28 persen dibanding Januari 2024 yaitu dari 327,61 ribu ton menjadi 232,00 ribu ton.
"Jadi ekspor Sultra masih didominasi oleh kelompok komoditi besi dan baja dengan nilai 289,81 juta dolar," ujarnya.
Sementara ekspor kelompok komoditi ikan dan udang di urutan kedua dengan nilai 2,90 juta dolar dan kelompok daging dan ikan olahan di urutan ke tiga dengan nilai 1,32 juta dolar.
Secara kumulatif, kata Agnes, total volume ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Februari 2024 sebesar 559,61 ribu ton sedangkan untuk nilai ekspor tercatat sebesar 727,97 juta dolar.
"Adapun negara tujuan ekspor Sultra adalah Tiongkok menduduki peringkat terbesar yang mencapai 268,55 juta dolar, India 21,40 juta dolar, Amerika Serikat 3,84 juta dolar, Philipina 1,42 juta dolar dan Republik Dominika 0,17 juta dolar," sebutnya.
Lebih jauh Agnes mengatakan, sementara nilai impor Sultra pada periode yang sama di Februari 2024 mencapai 225 juta dolar atau naik 27,93 persen dibanding Januari 2024 atau naik 47,79 persen.
Sedangkan volume impor senilai 454,32 ribu ton naik 28,49 persen dibanding Januari 2024 atau naik 55,05 persen dibanding Februari 2023.
Tiga negara pemasok barang impor Sultra itu adalah Tiongkok senilai 72,40 juta dolar, Singapura senilai 51,53 juta dolar dan Malaysia 41,07 juta dolar.