Kendari (ANTARA) - Plt. Bupati Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H.Bachrun Labuta menyatakan pada tahun 2024 ini memprogramkan penanaman jagung kuning seluas 250 hektare.
Bachrun mengungkapkan guna merealisasikan program unggulan itu pihaknya mengalokasikan anggaran senilai Rp4 miliar.
Menurutnya program jagung kuning tersebut dapat mensejahterakan masyarakat Muna.
"Luas 250 hektare itu gunanya menstimulasi pikiran masyarakat bahwa jagung itu bisa mensejahterakan masyarakat. Itu intinya," kata Bachrun Labuta, di Muna, Jumat.
Bachrun mengemukakan bila penanaman jagung ini sudah berhasil maka yang namanya inflasi, stunting, kemiskinan ekstrem dan ketahanan pangan dengan sendirinya akan teratasi.
"Dari beberapa masalah itu yang paling dekat menghapus semua masalah itu adalah program jagung kuning. Sebab hari ini orang Muna budayanya budaya jagung. Teknologi sekarang itu bisa menghasilkan sampai 22 ton per hektare," terangnya.
Lanjutnya, kalau dalam penanamannya menggunakan jarak tanam jajar legowo maka dalam satu hektare itu ada 83. 300 pohon.
"Kalau gagal 10 persen kita masih mendapatkan 10 ton per hektare. Kalau harga Rp6 juta per ton maka petani mendapatkan Rp60 juta," hitungnya.
Ia menjelaskan dalam pelaksanaan program jagung kuning ini petani akan diberikan modal Rp15 per hektare. Dan setelah panen uang itu dikembalikan.
"Kalau kita buka lahan baru anggarannya Rp15 juta per hektare. Setelah panen petani bisa dapat Rp60 juta. Yang Rp15 juta dikembalikan dan petani untung Rp45 juta," sebutnya.
Bachrun mengatakan kalau program ini konsisten dijalankan maka dapat mengantarkan Kabupaten Muna menjadi daerah maju.
"Sebagai contoh Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 15 tahun lalu merupakan kabupaten ke dua termiskin di NTB, setelah bupatinya program tanam jagung hari ini dia jadi kabupaten terkaya ke dua di NTB," tuturnya.
Bachrun menargetkan penanaman jagung kuning ini sampai dua puluh ribu hektare.
"Dua puluh ribu hektare berarti petaninya dua puluh ribu orang. Kita akan mendapat satu kali panen itu Rp1,2 triliun uang masyarakat," taksirnya.
Bachrun bilang untuk awal pelaksanaan kegiatan ini semuanya akan melibatkan pegawai negeri sipil (PNS). Selesai itu PNS ditarik dan diberikan kepada petani.
"Tapi kalau PNS masih mau bertani juga silahkan. Tidak apa - apa," sambungnya.
Bachrun menjelaskan perihal program penanaman jagung kuning ini pihaknya ingin membangun brand image. Untuk mewujudkan itu maka semua elemen masyarakat diajak untuk menanam jagung.
"Semua bertani. Mau pemuda, PNS, dan elemen lainnya diarahkan bertani. Pada prinsipnya dengan program ini masyarakat Muna sejahtera. Memang ini tidak mudah. Harus berani dan yakin," ucapnya.