Kendari (ANTARA) - PT PLN (Persero) mengemukakan bahwa pemadaman listrik secara berkala di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan dampak dari kemarau panjang atau El Nino.
Kemarau panjang tersebut, mengakibatkan debit air berkurang di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di wilayah PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselbar).
Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselbar Ahmad Amirul Syarif dalam keterangannya di Kendari, Senin, mengatakan pihaknya terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik dengan menjaga pasokan listrik secara kontinyu di sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbangsel) yang terganggu akibat fenomena El Nino.
"Musim kering yang berkepanjangan tersebut berdampak terhadap berkurangnya debit air, sehingga menyebabkan kemampuan PLTA turun sekitar 75 persen dari 850 Megawatt (MW) menjadi 200 MW," kata Ahmad Amirul.
Dia menyebutkan bahwa PT PLN telah melakukan berbagai upaya, mulai dari teknologi modifikasi cuaca (TMC), khususnya di daerah aliran sungai lokasi PLTA dengan menghasilkan hujan yang turun di beberapa lokasi PLTA.
"Harapannya debit air dapat terus bertambah dan suplai listrik bisa kembali normal," sebutnya.
Selain itu, lanjutnya, PT PLN juga melakukan relokasi pembangkit dari beberapa wilayah yang tersebar di Indonesia terus dilakukan. Pembangkit tersebut akan memasok tambahan daya sebesar 85 MW dan diharapkan dapat segera membantu sistem kelistrikan di Subangsel.
"Tim ahli pembangkitan juga didatangkan ke Makassar untuk mengakselerasi penormalan pasokan listrik," ucapnya.
Ahmad Amirul juga menjelaskan bahwa meski di tengah krisis akibat dampak dari fenomena El Nino, PLN terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat.
"Di lapangan, ratusan petugas secara bergantian selama 24 jam tetap bekerja tak kenal lelah untuk memastikan pasokan listrik bisa terus berlangsung setiap hari," tambahnya.