Andoolo (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Hasto Wardoyo melakukan audiens dengan Jajaran Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Konawe Selatan Tahun 2023.
Maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan penguatan pada Forkopimda dan Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Konawe Selatan.
Bupati Konawe Selatan, Surunuddin, dalam sambutannya menyampaikan Kabupaten Konawe Selatan adalah kabupaten terluas di Sultra dengan jumlah penduduk 320 ribu.
"Tahun ini kami mendapat bantuan Dana Alokasi khusus (DAK) 102 posyandu prima di setiap desa. Ini sebagai upaya dalam menangani stunting, karena dengan wilayah yang luas dibutuhkan personil yang banyak dan fasilitas yang harus disiapkan termasuk sekolah dan posyandu," katanya.
Disebutkan, prevalensi angka stunting menurut survey SSGI Kabupaten Konawe Selatan tahun 2021 sebesar 28,3 persen dan Prevalensi angka stunting menurut survey SSGI Kabupaten Konawe Selatan tahun 2022 ada penurunan menjadi sebesar 28 persen.
"Sedangkan jumlah tim pendampingan keluarga di Kabupaten Konawe Selatan sebesar 1.083 untuk mendampingi keluarga beresiko stunting," katanya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan, dengan pengukuhan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Konawe Selatan oleh Kepala Perwakilan BKKBN RI, yang diberikan kepada Bupati Konawe Selatan, Wakil Bupati Konawe Selatan, ketua DPRD Konawe Selatan, Kepala Kejaksaan Negeri Konawe Selatan, Kepala Kementerian Agama Konawe Selatan, Wakil Ketua Tim PKK Konawe Selatan dan Sekretaris Daerah Konawe Selatan.
Hasto juga memaparkan kebijakan dan strategi percepatan penurunan stunting, sehingga Indonesia emas tahun 2045 agar Indonesia bisa unggul.
"Pesan Prof Emil Salim kalau sumber daya alam tidak terbarukan habis maka sumber daya manusianya harus produktif, penentunya adalah remaja, jikalau pemuda menikah pada usia terlalu muda maka akan berbahaya. Yang menentukan suksesnya keluarga adalah perempuan," kata Hasto.
Disebutkan, ada 8 fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan.
"WHO mengisyaratkan bahwa angka stunting di bawah 20 persen dianggap sudah baik, sedangkan untuk Indonesia Presiden mengatakan angka stunting harus diturunkan
sebesar 14 persen tahun 2024," katanya.
Hasto juga mengatakan bahwa ada tiga penyebab stunting yaitu kurang nutrisi, sakit-sakitan dan pola asuh/parenting.