Kendari (ANTARA) - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) milik TNI Angkatan Laut, yakni Sampari-628 melakukan sandar di Dermaga Pelabuhan Murhum Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, untuk melakukan bekal ulang logistik, sebagai penunjang dalam melakukan operasi pengamanan laut.
Komandan Lanal Kendari Kolonel Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari dalam keterangan diterima di Kendari, Jumat, mengatakan jajarannya di Pos Angkatan Laut (Posal) Baubau telah melakukan merpluk atau menerima kedatangan KRI Sampai-628 bertempat di Dermaga Finger 2 Pelabuhan Murhum Kota Baubau.
"KRI Sampari-628 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Bekti Sutiarso sandar di Pelabuhan Murhum Baubau dalam rangka bekal ulang logistik dan melakukan beberapa pengecekan kapal sebelum melanjutkan tugas operasi," katanya.
Dia menyampaikan KRI Sampari-628 saat ini sedang melaksanakan operasi Jaga Baruna-23 untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia termasuk di wilayah perairan Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
Kolonel Mulku menyebut KRI Sampari bersandar di Dermaga Finger 2 Pelabuhan Murhum Kota Baubau selain bekal ulang logistik juga untuk melakukan beberapa pengecekan kapal sebelum melanjutkan patroli keamanan laut termasuk di wilayah perairan tersebut.
Dia menerangkan merpluk yakni istilah TNI AL untuk kegiatan menerima atau melepas kapal perang di dermaga. Kegiatan ini menjadi sebuah tradisi AL di seluruh dunia dan merupakan penghormatan bagi kapal perang saat menjalankan tugas patroli keamanan laut.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa menerima kedatangan kapal perang milik TNI AL merupakan tugas pokok Lanal Kendari maupun jajarannya dalam mendukung terhadap sistem senjata armada terpadu (SSAT) mulai KRI, marinir, pesawat udara, dan pangkalan.
"Fungsi pangkalan 5R yaitu rebased, refuelling, replenishment, repair, dan rest and recreation bagi unsur-unsur TNI AL lainnya dalam SSAT," ujar dia.
Kolonel Mulku menambahkan KRI Sampari-628 melaksanakan operasi Jaga Baruna-23 untuk menjaga keamanan dan kedaulatan laut di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II meliputi Selat Lombok, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi.
Selain menjaga keamanan laut, TNI AL yang melakukan operasi juga menegakkan hukum di laut dari segala bentuk penyelundupan serta kejahatan lainnya seperti penambangan ilegal, penangkapan ikan ilegal, dan kejahatan narkoba.